Surabaya – Jaketin (Jaket Oksitoxin) buatan lima mahasiswa Unusa Evi Tasya Azaroh, M. Aris Surya Arrahman, Jessica Puspa Kencana, Nurul Habib Aini, dan Mustofa Anwar berhasil lolos Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) award 2022. Kelimanya nanti akan memperebutkan gelar juara di ajang final pada 20 November mendatang di UPN Veteran Surabaya.
Salah satu mahasiswa, Evi mengatakan baju ini diciptakan untuk memperlancar produksi asi serta berguna untuk ibu habis melahirkan. Jaketin merupakan merupakan model usaha yang menerapakan iptek pijat oksitoksin serta memadukan teknik pijat, hypnoterapi, akupresure yang di aplikasikan dalam bentuk jaket.
“Kami melihat tingginya angka ikterus atau penyakit kuning pada bayi yang disebabkan karena kurang air susu ibu (ASI) pada saat baru lahir sampai hari ke 14 yang beresiko kejang hingga kematian. Selain itu, tingginya angka postpartum blues pada ibu pasca peralinan terutama pada hari ke 3 sampai ke 14 sehingga jaket ini bisa memberikan rasanyaman pada ibu yang baru melahirkan,” ungkapnya.
Evi menjelaskan dalam jaket tersebut ada alat yang diletakan di bagian punggung. Dimana alat yang ditelatkan dipunggung sudah diberikan fiber dan alumunium agar alatnya aman dan tidak bergeser. “Untuk bahan jaket juga memiliki dua lapis kain, kain yang dalam dari bahan katun, kemudian kain luar nya menggunakan bahan taslan sehingga nyaman saat digunakan,” ucapnya.
Saat Ibu menyusui alat yang ada pada jaket itu melakukan pijat, serta sang ibu bisa sambil mendengarkan musik hybnobirthing yang sudah disediakan headset nya di saku atas sebelah kiri. “Hal ini membuat suasana hati dari ibu bisa lebih tenang saat menyusui serta menggunakan jaket tersebut,” ungkapnya.
Dengan jaketin ini, Evi berharap masalah susah keluarnya asi untuk bayi bisa teratasi. “Sehingga produksi asi pada ibu bisa meningkat yang membuat bayi tidak lagi mengalami Ikterus,” terangnya.
Evi menjelaskan jaket tersebut saat ini masih terus dikembangkan sehingga bisa dipasarkan ke masyarakat terlebih pada ibu yang baru melahirkan. “Jadi ibu bisa tenang untuk memproduksi asi bagi anak mereka,” tuturnya. (humas)