Surabaya – Enam dosen Unusa melakukan pelatihan Bobath Therapy sebagai upaya pencegahan stroke secara dini yang diikuti lansia warga RW.06 Kelurahan Wonokromo. Langkah ini sebagai salah satu pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen sebagai salah satu pencegahan penyakit stroke dengan cara tersebut.
Enam dosen antara lain Imamatul Faizah,S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep, Niken Adiba Nadya,M.D.,Ph.D, dr.Dyah Yuniati,Sp.S, Ratna Yunita Sari,S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep, Yanis Kartini,S.KM.,M.Kep dan Dr. Abdul Muhith,S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep yang langsung memberikan pelatihan tersebut kepada warga.
Salah satu dosen Imamatul menjelaskan bobath adalah jenis perawatan fisioterapi yang bertujuan untuk meningkatkan pergerakan dan mobilitas pada pasien dengan kerusakan sistem saraf pusat, seperti pada pasien pengidap stroke. Hipertensi merupakan faktor resiko stroke yang potensial yang dapat menyebabkan pecahnya atau menyempitnya pembuluh darah otak.
“Apabila pembuluh darah otak pecah. Maka, timbul perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian,” ucapnya.
Latihan fisik pada penderita hipertensi perlu diberikan untuk mengatasi dan mengendalikan kejadian stroke. “Kemampuan dalam ambulasi disertai dengan perbaikan fungsi kognitif merupakan prioritas utama yang ingin dicapai dalam mencegah stroke,” ucap Ima.
Aktivitas fisik Bobath therapy yang berguna untuk peningkatan fungsi hemodinamik dalam meningkatkan aktifitas neural yang menghasilkan Nitric Oxide sebagi fase relaksasi pembuluh darah, sehingga kejadian stroke dapat dicegah. “Tentunya, kegiatan ini harus berlansung secara berkelanjutan melalui kader kesehatan, sehingga target pencegahan stroke terpenuhi,” ungkap Ima. (humas)