Lakukan Digitalisasi Kantin Ponpes
SURABAYA – Sebanyak 791 mahasiswa Unusa yang terbagi dalam 70 kelompok, Senin (16/8) siang dilepas secara simbolis untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kernya Nyata (KKN) hingga September mendatang.
Pelepasan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi MT, mewakili Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansah. Selain peserta yang hadir melalui fasilitas zoom adalah Rektor Prof Achamd Jazidie dan para Wakil Rektor serta perwakilan dari Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-‘ien, Ngunut Tulungagung, KH. Muhson Hamdani.
Dalam sambutannya, baik Wahid Wahyudi maupun Muhson Hamdani berharap terjunnya para mahasiswa Unusa dalam kegiatan KKN di tengah pandemi Covid-19, dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat baik dalam hal memberikan pengetahuan tentang Covid-19 maupun kebutuhan lain yang memang sangat dibutuhkan di era pandemi ini. Bagaimana menyiapkan pembelajaran on line dan menyiapkan pembelajaran tatap muka adalah salah satu hal yang diharapkan.
Tema KKN tahun ini mengambil tema “Belajar Bersama Unusa: Pesantren Tangguh Covid-19” dengan sub tema bidang pendidikan, ekeonomi dan manajemen, sistem informasi dan kesehatan. Ke-791 mahasiswa tersebar di beberapa pondok pesantren, kelurahan, dan Puskesmas.
“Kami berharap kehadiran mahasiswa tidak semata akan memberikan pencerahan kepada masyarakatnya tapi juga bisa mengambil pelajaran tentang dinamika yang terjadi di masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” kata Rektor, Achmad Jazidie.
Jazidie mengingatkan, para mahasiswa sebaiknya jangan memperdebatkan soal pandemo Covid-19, tapi diharapkan untuk lebih memberi pengertian kepada masyarakat bahwa covid-19 itu ada dan bagaimana cara menanggulanginya.
Digitalisasi Kantin Ponpes
Salah satu kegiatan yang dilakukan kelompok mahasiswa di pondok pesantren adalah melakukan digitalisasi kantin. Kegiatan ini dimaksudkan untuk berkontribusi nyata bagi perkembangan pesantren berbasis digital. Kegiatan ini satu diantaranya di lakukan di Ponpes Mansyaul Ulum, Malang.
Siti Romlah, Ketua Kelompok 61 mengatakan, dirinya dan anggot kelompoknya sudah merancang berbagai kegiatan untuk dilaksanakan di lokasi KKN, baik secara daring maupun luring. “Setidaknya saya bersama teman-teman akan melakukan tiga kegiatan utama, yaitu pendampingan pengelolaan kantin pesantren berbasis digital, pelatihan tata kelola organisasi dan usaha di pesantren, serta pelatihan penyusunan laporan keuangan usaha di pesantren, katanya.
Dijelaskan Romlah, kegiatan akan dilakukan secara blended, yaitu perpaduan antara metode offline dan online. Hal ini dilakukan karena pendekatan full online dirasa cukup memberatkan bagi pesantren. “Metode yang akan kami gunakan ada dua macam, offline dan online. Saat offline anggota kelompok tetap menaga 5 M plus 1 D, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, dan Do’a,” jelas Romlah yang juga mahasiswa Akuntansi Unusa semester 6.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 61, Mohammad Ghofirin menjelaskan, dalam setiap kegiatan offline dirinya memang mewanti-wanti untuk menerapkan protokol kesehatan sementara pembiasaan daring bagi Ponpes harus diupayakan dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan, agar Ponpes terbiasa dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pengasuh sekaligus Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mansyaul Ulum Malang, KH. Badrud Arifin mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya dipilihnya Ponpes Mansyaul Ulum sebagai objek mahasiswa Unusa ber-KKN. “Rasanya seperti mimpi, pesantren kami jauh dari pusat Kota Malang, tapi Alhamdulillah, adik-adik tergerak untuk mengabdi di sini. Insyaallah kami akan selalu mendukung setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh adik-adik mahasiswa. Kami sangat berharap adik-adik bisa mewarnai dunia pesantren yang selama ini mungkin masih banyak kekurangan, terutama di pesantren Mansyaul Ulum ,” katanya. (***)