Surabaya – Meningkatnya kasus penularan virus covid-19 membuat rumah sakit penuh hingga pasien yang terpapar virus corona harus menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumah. Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unusa, Dr. Handayani, dr., M.Kes memiliki tips menjalani Isoman di rumah. Berikut penjelasannya.
Handayani menjelaskan, banyaknya pasien yang terpapar virus corona di Indonesia membuat rumah sakit kewalahan dengan kejadian ini. Sehingga tidak jarang pasien yang terpapar dengan gejala ringan menjalani isoman di rumah. “Tidak jarang juga yang mengalami gelaja sesak nafas memerlukan oksigen, sehingga orang berebut oksigen di pasaran,” terangnya, Rabu (4/8).
Kondisi ini membuat mendorong Handayani memberikan tips bagaimana menjalani isoman di rumah sesuai dengan ketentuan dari Kementrian Kesehatan. “Ada tiga, jaga iman, jaga imun, dan jaga aman. Pertama jaga iman, dimana sakit merupakan ujian dari Allah SWT sehingga perbanyak berdoa dan beribadah. Selain itu perbanyak sedekah, bersabar serta ikhlas menjalani terapi dan penyembuhan diri, dan berikhtiar agar tidak menularkan ke orang lain,” ungkap Handayani.
Kedua, jaga imun. Caranya istirahat secukupnya selama tujuh hingga delapan jam sehari. Konsumsi makanan bergizi, vitamin atau suplemen serta produk herbal sesuai dosis. “Selain itu, membuka jendela kamar sebagai sirkulasi cahaya dan udara, lalu berjemur matahari selama 10-15 menit pada pukul 10.00-13.00 WIB, serta rutin berolahraga ringan,” ungkap wanita yang hobi bersepeda ini.
Lalu ketiga, jaga aman dimana selama menjalani isolasi mandiri jangan pergi berkerja atau ke ruang publik yang berpotensi menularkan virus. Gunakan kamar terpisah dari keluarga lainnya, hingga menggunakan masker ketika berinteraksi dengan orang lain maupun ke luar ruangan selain kamar isolasi.
Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Serta memisahkan pakaian kotor pasien dari pakaian anggota lain. “Hindari pemakaian bersama peralatan makan, perlengkapan mandi, dan seprai. Membersihkan kamar setiap hari. Jaga kebersihan rumah dengan cairan disinfektan. Lalu, lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis, seperti batuk atau kesulitan bernapas,” ungkap Handayani.
Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika memburuk agar mendapatkan perawatan lebih lanjut. Perlu dicatat, jika kondisi semakin berat dengan saturasi di bawah 94 persen, segera hubungi tenaga kesehatan atau minta perawatan di rumah sakit.
“Pasien yang menjalani isolasi mandiri membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, keluarga, tetangga, teman kerja, juga peran pemerintah dari berbagai tingkatan,” ungkapnya.
Peran keluarga dapat menyemangati agar pasien bersabar dan terus berfikir positif bahwa sakitnya bisa sembuh. “Tetangga dan pemerintah desa, atau komunitas dapat membantu mengirimkan makanan dan kebutuhan lain agar pasien tidak perlu ke luar rumah untuk berbelanja,” ungkap Handayani.
Pemerintah dapat membantu penyediaan obat-obatan, vitamin dan juga oksigen jika dibutuhkan. “Dengan kerjasama dan koordinasi yang baik dari berbagai pihak terkait dapat membantu pasien yang sedang isolasi mandiri agar lebih semangat untuk menjalankan berbagai upaya terapi agar dapat sembuh dari Covid-19,” ucapnya. (sar humas)