SURABAYA – Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEB-TD) Unusa menggelar Focus Group Discussion Ridesain Kurikulm.Acara yang dibuka Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie mengahadirkan pembicara dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI), antara lain Arief Mustain, dari Indosat Ooredoo dan juga Prof. Dr. Muchlas Samani M.Pd.
Ridesain Kurikulum ini dilakukan menyusul diterimanya hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) oleh FEB-TD, sekaligus disatukannya dua fakultas yaitu Fakultas Ekonomi Binis dan Fakultas Teknik menjadi FEB-TD.
“FGD ini merupakan salah satu langkah untuk menjalankan kebijakan pemerintah terkait program merdeka belajar. Unusa ingin meridesain kurikulumnya sesuai dengan program merdeka belajar kampus merdeka,” kata Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, Selasa (27/7).
Diundangnya para praktisi dari kalangan DUDI dalam FGD ini, termasuk para dosen luar biasa (LB) yang berasal dari praktisi, bertujuan untuk melakukan sinkronisasi antara kebutuhan mata kuliah dengan kebutuhan dunia kerja. “Program MBKM mengizinkan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar bidang studinya, karena itu sinkronisasi menjadi penting agar apa yang diambil mahasiswa tidak mubazir, tetapi menjadi bekal kelak ketika mahasiswa terjun di masyarakat,” kata Rektor.
Sementara itu dalam makalahnya, Arief Mustain menjelaskan, di era industri 4.0 terjadi kondisi talent war, dimana kampus merupakan talent factory. “Jadi perlu adanya sinergi antara kampus dan industri agar talent yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan industri,” katanya.
Arief menambahkan, adanya krisis seperti saat ini justru mempercepat adanya inovasi. “Peran dari kampus-kampus yang harusnya menginkubasi inovasi tersebut dan para perusahaan yang menjembatani,” terangnya.
Arief mengungkapkan, di tengah krisis saat ini banyak lahir spesies bisnis baru yang sebelumnya tidak punya masa lalu atau belum pernah ada. “Saya mencontohkan, saat ini ada bisnis baru seperti soto frozen, sebelumnya soto kita kena disajikan hangat dan memiliki kuah, namun sekarang ada bisnis soto frozen yang menurut saya baru,” ucap Arief.
Arief menjelaskan Indosat Ooredoo selalu mendukung adanya program pemerintah untuk mahasiswa bisa menjalani program magang. “Indosat menerima dan memberikan real experience bagi mahasiswa magang sebagai talent,” ungkapnya.
Sementara Muklas Samani menjelaskan kurikulum ibarat resep dalam masakan, baik bagi mahasiswa maupun universitas, sehingga dalam membuat atau menyiapkan kurikulum, mahasiswa harus mengerti apa yang akan dilakukan serta mendapatkan gambaran dari program studi yang ditempuh. “Sehingga ada inovasi itu bisa langsung diarahkan. Siapa yang mengarahkan? Dosen sebagai penasehat akademik dan para kakak-kakak kelasnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki bekal yang dibutuhkan baik melalui sumber ilmu yang diperoleh dari luar kampus mapun konsultasi ke dosen atau seniornya. (sar humas)