Surabaya – Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEBTD), Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM., CFP., ANZIIF (Assoc) CIP mengingatkan, jika sebelum memulai berinvestasi harus mengetahui dahulu posisi keuangan saat ini, sehingga aman untuk melakukan investasi.
Ninnasi menjelaskan, banyak mahasiswa yang ingin berinvestasi namun harus memahami piramida posisi keuangan saat ini. Posisi keuangan paling dasar adalah dependent atau bergantung. Pada posisi ini mahasiswa seringkali masih mengandalkan pemasukan dari orang tua atau wali.
“Dalam tahapan ini, sebaiknya mahasiswa fokus menggunakan pemasukannya untuk meningkatkan skill demi meningkatkan nilai diri, membangun karakter, dan memilih gaya hidup yang bertahan lama,” ungkapnya, Minggu (30/5).
Ninnasi menjelaskan, mahasiswa bisa belajar berinvestasi guna mengelola keuangan dengan belajar berinvestasi, bukan sepenuhnya berinvestasi. Ketika belajar berinvestasi, mahasiswa bisa trial and error serta lebih memahami karakter dirinya dalam mengambil risiko saat berinvestasi.
Tahapan kedua setelah dependent adalah tahap fokus untuk membangun arus kas keuangan yang positif. Arus kas positif artinya sudah memiliki pemasukan sendiri, bisa memenuhi kebutuhan dan kewajiban bulanannya. “Di sini mahasiswa sudah lulus dan atau sudah bekerja sehingga memiliki pemasukan sendiri sekalipun kadang masih belum stabil dan sesekali terlibat utang,” ungkapnya.
Di tahap ini, sebaiknya fokus mengelola uang supaya arus kas positif, menjaga gaya hidup agar tidak konsumtif atau boros, meningkatkan pendapatan, dan mencari pendapatan lain yang stabil. Jika di level ini, memiliki kelebihan pendapatan, gunakan untuk upgrade skill.
Posisi keuangan berikutnya adalah keuangan yang stabil. Dalam tahap ini, pendapatan sudah bisa memenuhi kebutuhan rutin terus-menerus, memiliki kelebihan uang, dan apabila berutang, utangnya bersifat produktif. Di tahap ini, investasi juga bisa dilakukan namun masih dengan tujuan belajar, bukan menambah aset.
Posisi keuangan di atasnya lagi adalah keamanan keuangan atau financial security. Setelah berhasil melalui tahap sebelumnya, di sini sudah bisa mulai menyiapkan dana darurat untuk risiko yang tidak terduga. Risiko yang tidak terduga ini misalnya kecelakaan, sakit tiba-tiba, dan kehilangan pekerjaan.
Pada tahap ini, sudah mulai miliki asuransi kesehatan seperti BPJS dan berinvestasi dengan tujuan menyimpan dana darurat. Untuk menyimpannya, bisa memilih investasi pada deposito, reksadana pasar uang, dan emas.
Setelah keuangan aman, sudah memiliki dana darurat dan asuransi kesehatan, bisa lanjut ke posisi growing assets atau mengembangkan aset yang dimiliki. Nah tahap ini adalah tahapan di mana investasi berisiko sudah dianggap aman untuk dilakukan karena istilahnya apabila kita rugi dari investasi, keuangan kita sudah aman dan kehidupan kita tidak akan terganggu. (sar humas)