Surabaya – Perpustakaan Unusa menggelar webinar teknik sitasi untuk mahasiswa semester akhir yang sedang membuat skripsi. Menghadirkan dua nara sumber masing-masing Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa dan Sastriyati, SE., tim ahli Turnitin aplikasi cek antiplagiasi.
Kasubdit Perpustakaan Unusa, Yeni Fitria Nurahman, S.IP dalam sambutannya berharap melalui webinar teknik sitasi ini mahasiswa semester akhir dapat terbantu dalam pembuatan skripsi. “Dengan mengetahui bagaimana teknik sitasi yang benar, mahasiswa bisa terbantu dalam pembuatan tugas akhir. Apalagi disampaikan oleh Ketua LPPM yang memang berkompeten dibidangnya,” katanya, Senin (22/3).
Sementara Wakil Rektor I Unusa Prof. Kacung Marijan Ph.D mengatakan, melalui webinar kali ini diharapkan dapat meningkatkan sitasi terhadap karya dari dosen maupun mahasiswa Unusa. “Ke depannya karya mahasiswa bisa dikenal lebih luas,” katanya.
Kacung menambahkan, Unusa sudah memiliki banyak jurnal yang terakreditasi, sehingga mahasiswa atau dosen bisa mengambil kutipan atau kuotasi dari jurnal teman, dosen atau bahkan jurnal yang dilanggan oleh Perpustakaan Unusa. “Itu salah satu tujuannya. Melalui kuotasi kita bisa menghindari plagiarisme,” kata Kacung menjelaskan.
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D menjelaskan, melalui teknik sitasi mahasiswa dapat memahami bagaimana membuat karya tulis yang baik. “Sitasi merupakan refrensi dari sumber yang terpublikasi atau dapat diakses, seperti skripsi yang tidak dionlinekan atau hanya diperpustakaan bisa menjadi refrensi kita,” ucapnya.
Syafiuddin menambahkan, penulis tidak bisa mengeneralisasi sitasi dari tiap jurnal atau skripsi, karena setiap universitas dan pengelola jurnal memiliki gaya penulisan berbeda-beda. Dengan gaya penulisan yang berbeda-beda itu, maka penulis tidak bisa begitu saja ke luar dari pakem yang ada. “Biasanya pakem sudah dibuat oleh universitas, bagaimana tata aturan dalam membuat skripsi atau jurnal,” kata alumni dari UTM Malaysia.
Sedang Sastriyati, SE yang merupakan tim ahli Turnitin aplikasi cek antiplagiasi menjelaskan, Turnitin bukan alat untuk menentukan seseorang melakukan plagiasi. Namun Turnitin justru membantu penulis dalam menemukan refrensi. “Dengan begitu dapat permudah peneliti untuk mencari ide dan gagasan,” katanya. (sar humas)