Surabaya – Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Dr Handayani, dr., M.Kes menyampaikan usai divaksin Sinovak akan sama seperti divaksin pada umumnya, yang paling sering adalah demam, mungkin sedikit nyeri dan bengkak ditempat suntikan.
Handayani menerangkan jika vaksin yang berasal dari virus yang sudah di matikan. Efek samping demam ini terjadi karena tubuh akan bereaksi terhadap adanya vaksin yang merupakan antigen atau benda asing yang baru diketahui dengan membentuk antibodi untuk melawan dan melumpuhkan antigen tersebut. Sehingga demam menjadi salah tanda bahwa tubuh bereaksi terhadap vaksin atau antigen yang di berikan.
“Setiap orang reaksinya berbeda-beda namun pada umumnya mereka akan merasakan demam dengan intensitas yang berbeda beda,” ujarnya, Rabu (13/1).
Handayani menjelaskan beberapa efek samping usai divaksin mungkin hanya demam ringan namun pada beberapa orang yang sensitif bisa saja terjadi efek samping yang berat. Efek ringan seperti demam, radang, nyeri hingga tidak enak badan. “Kalau golongan berat itu seperti tubuh alergi dengan bahan yang digunakan vaksin tersebut,” bebernya.
Sebelum memberikan vaksinasi tenaga medis atau dokter akan menanyakan terlebih dahulu tentang riwayat alergi atau adanya penyakit auto imun yang akan mengalami reaksi berlebihan. “Ini dilakukan untuk mengantisipasi jika tubuh sesorang mengalami alergi dengan bahan pada vaksin tersebut,” ungkapnya.
Handayani menjelaskan dengan adanya vaksin ini, dapat mengurangi sesorang terkena virus covid-19 ini. “Meskipun perlindungan vaksin tidaklah 100%, setidaknya semakin banyak orang yang divaksin akan mengurangi jumlah orang yang terinfeksi virus,” jelasnya.
Handayani menjelaskan pemerintah sudah mengupayakan untuk mengatasi jumlah masyarakat yang terinfeksi virus covid-19 ini dengan menyediakan dan melaksanakan vaksinasi. Meskipun begitu, masyarakat juga tidak boleh terlena dengan protokol kesehatan.
“Kita harus tetap menerapkan 5 M seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi perjalanan dan interaksi. Selain itu mendukung pemerintah dan satgas covid 19 tetap melaksanakan 3T seperti test, trace, treat,” ungkap Handayani. (sar humas)