Surabaya – Dekan Fakultas Kedokteran (FK) se-Jawa Timur membuat pernyataan sikap menghadapi pandemi Covid-19 yang berkelanjutan hingga 2021 melalui sebuah rapat yang digelar secara virtual, Sabtu.
Pernyataan sikap menghadapi Covid-19 tersebut dibuat oleh 13 pimpinan FK se-Jatim yakni FK Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), FK Universitas Airlangga, FK Universitas Negeri Jember, dan beberapa FK lainnya.
Dekan FK Unusa, Dr. dr., Handayani, M.Kes yang hadir dalam forum tersebut mengungkapkan dukungan dan imbauan dari pernyataan para dekan FK ini bukan sesuatu yang membutuhkan gerakan. Menurutnya, sudah ada lembaga-lembaga yang secara langsung memiliki otoritas dari pemerintah di tiap provinsi dan kabupaten untuk menangani Covid-19. Setiap institusi juga telah memiliki Satgas Covid-19.
“Tetapi meskipun sudah diatur sedemikian rupa ternyata kasusnya masih tetap meningkat, bahkan kematiannya tetap tinggi. Sehingga kami merasa perlu untuk menambahi lagi. Istilahnya menambahi power dari apa yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat sekarang ini,” ujarnya, Sabtu (9/1).
Handayani menjelaskan saat ini situasi pandemi di Indonesia masih memprihatinkan terlebih di Jawa Timur. “Dimana angka kejadian dan kematian di Jawa Tinur masih tinggi,” ucapnya.
Karena berlangsung cukup lama berada dirumah saja, Handayani menilai membuat masyarakat mukai berkerja mencari nafkah. “Mengubah prilaku manusia tidak mudah dan perlu waktu dalam mengubah kebiasaan masyarakat ini,” ucapnya.
Handayani menjelaskan dengan vaksinasi menjadi satu upaya untuk seseorang untuk kebal dan tidak tertular Covid-19. “Namun sifat kekebalan yg terbentuk juga ada batas waktunya, sehingga vaksinasi tdk menjamin seseorang bisa kebal selamanya terhadap covid 19,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, maka masyarakat harus tetap melakukan pencegahan penularan dengan melaksanakan 5M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi perjalanan dan interaksi). “Selain itu mendukung pemerintah dan satgas covid 19 dalam melaksanakan 3T ( test, trace, treat),” beber Handayani. (sar humas)