Surabaya – Dosen Fakuktas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Rusdianingseh, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Kom cegah penyebaran virus corona dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga.
Rusdianingseh menjelaskan pandemi covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, menuntut kita untuk melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sebagai upaya mencegah dan memutus mata rantai penularan covid-19. Salah satu cara mencegah penulran dan penyebaran Covid-19 dalam adaptasi kebiasaan baru adalah dengan meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rumah tangga atau keluarga.
“PHBS dijalankan melalui proses peningkatan kesadaran dan kemampuan setiap individu dalam hal kesehatan dan perilaku hidup sehat dan bersih dalam kehidupan seharai-hari termasuk dalam lingkungan keluarga,” ungkap Rusdianingseh, Kamis (7/1).
Menurut Kementerian Kesehatan RI, indikator perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga ada 10 indikator sebagai acuan keberhasilan dalam mencapai keluarga yang sehat, yaitu:
- Menjalani persalinan yang dibantu oleh tenaga medis ahli. Komplikasi kehamilan dan kelahiran bisa dicegah jika ibu hamil memiliki akses yang baik dengan fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang profesonal. Termasuk juga dalam meminimalkan penularan dan penyebaran Covid-19.
- Memberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif memberikan dampak positif terhadap kesehatan ibu dan bayi. Dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan untuk keberhasilannya.
- Menimbang bayi dan balita setiap bulan. Pemantauan pertumbuhan anak tetap harus diperhatikan, di masa pandemi kgiatn penimbangan bayi dan balita dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Kontaminasi kuman, virus dan sebagainya dapat memlaui tangan, sehingga sangat penting sekali membiasakan diri sering mencuci tangan dengan sabun secara benar. Setia individu dalam keluarga harus menerapkan perilaku cuci tangan ini, karena bermanfaat untuk mencegah transmisi kuman termasuk virus Covid-19.
- Menggunakan air yang bersih. Kebutuhan dasar yang mempengaruhi kesehatan keluarga adalah salah satunya air yang bersih, yang digunakan untuk kebutuhan mandi, mencuci, minum, masak dan sebagainya.
- Menggunakan jamban. Fasilitas sanitasi yang sangat penting untuk kesehatan anggota keluarga, salah satunya adalah jamban. Penggunaan jamban keluarga yang bersih termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
- Memberantas sarang nyamuk. Beberapa penyakit dibawa dan disebarkan oleh nyamuk, sehingga rumah tangga harus bebas dari sarang nyamuk dengan selalu memperhatikan hidup bersih dan sehat dalam lingkungan rumah.
- Mengkonsumsi buah dan sayur. Nutrisi bergizi seimbang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan imun. Keluarga yang sehat harus selalu mengkombinasikan menu harian dengan buah dan sayur. Di masa pandemi ini kekuatan daya tahan tubuh sangat diperlukan.
- Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Selama pandemi covid-19, aktifitas fisik/ olahrag dapat dilakukan anggota keluarga di dalam rumah, untuk tetap memjaga kesehatan tubuh.
- Tidak merokok. Banyak masalah kesehatan yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok, selain itu juga merugikan orang lain (perokok pasif).
Penerapan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga akan memberikan banyak manfaat yaitu dapat meningkatkan status kesehatan semua anggota keluarga.
Pada masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19 ini, selain 10 indikator di atas, keluarga harus menerapkan juga kedisiplinan penggunaan masker dengan benar. Setiap anggota keluarga harus teredukasi dengan baik terkait Covid-19, sehingga deteksi dini dalam keluarga dapat ditangani dengan segera. (sar humas)