Surabaya – Salah satu tim pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Munif Chatib, SH., M.Pd. mengedukasi bagaimana kembangkan life skill anak di masa pandemi Covid-19 di PPT Bina Insani Kelurahan Keputih, Surabaya.
Munif menjelaskan adanya pandemi covid-19 membuat anak kesulitan mengembangkan life skill anak. Hal ini dikarenakan pemerintah melakukan berbagai cara agar penyakit tersebut tidak menular dan salah satunya adalah menerapkan physical dan sosial distancing.
“Dengan kondisi ini siswa atau anak tidak hanya memahami materi mata pelajaran namun juga harus menyentuh nilai karakter,” ungkap Munif, Kamis (10/12).
Keterlibatan orang tua atau sering diistilahkan dengan parental engagement sangat dibutuhkan bahkan menjadi kebutuhan primer di masa pandemi saat ini. “Permasalahan yang terjadi adalah justru siswa merasa lebih nyaman belajar didampingi guru daripada orang tuanya karena lebih galak dari gurunya, Begitupun sebaliknya ada sebagian besar orang tua mengeluh merasa kesulitan melakukan pendampingan secara penuh untuk penyelesaian tugas sekolah dan ketuntasan life skill putra-putrinya selama di rumah,” ungkap Munif.
Keluarga dirumah selama masa pandemi Covid-19 dapat memberikan contoh keteladanan kepada anak melalui pendidikan keterampilan hidup pada anak usia dini dengan melalukan pembiasaan-pembiasaan dalam proses pembentukan karakter dan life skill.
Seperti menanamkan Kedisplinan dimana orang tua dapat melibatkan anak dalam setiap pekerjaan rumah bersama orang tua. “Seperti mencuci piring, menyapu, membersihkan tempat tidur, mengisi air dalam botol, membereskan mainan setelah bermain, kebiasaan mencuci tangan,” ujar Munif.
Munif mengingatkan tidak semua kegiatan rumah diserahkan sepenuhnya kepada anak tetap saja ada proses pengawasan dari orangtua. “Maka hal tersebut saat melibatkan anak dalam kegiatan saat dirumah proses pembentukan karakter disiplin anak akan terbentuk,” ungkapnya.
Selain itu, menanamkan nilai kreatif seperti mengajak anak untuk memberikan tugas yang dapat merangsang untuk berfikir dan bagaimana cara untuk menyelesaikan sebuah masalah. “Seperti mengajak anak untuk menanam bunga dan membuat taman bunga didepan rumah, dari situlah kita akan melihat anak dapat menyelesaikan masalah dari mulai mengisi tanah kedalam pot, menanam bunga, bagaimana agar bunga subur dan tidak layu diberi pupuk dan air,” ujarnya.
Kegiatan ini dilakukan agar taman didepan rumah terlihat rapi anak mulai berkreasi untuk menata pot sesuai dengan ide kreatif. “Serta orang tua harus selalu memberi dukungan dan semangat dan juga pengawasan, jika anak berhasil orang tua akan memberikan suatu penghargaan sederhana yang membuat anak merasa dirinya dihargai hal tersebut juga dapat melihat perkembangan anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,” kata Munif.
Selain itu, orang tua juga bisa menanamkan kemandirian pada anak dengan memberikan contoh dalam tindakan dalam kehidupan sehari-hari selama di rumah, apalagi dimasa pandemi ini sangat besar peluang waktu bersama keluarga. “Sikap kemandirian tersebut bisa diterapkan dalam hal-hal yang sederhana saat mulai bangun tidur merapikan tempat tidur, melipat selimut, mandi sendiri, memakai baju sendiri, makan sendri, minum sendiri, cuci tangan sendiri, pipis sendiri dengan melalui pembiasaan-pembiasaan tersebut anak akan terbiasa melakukan kebiasaan mandiri dan dapat menolong dirinya sendiri, bukan berarti hal tersebut orang tua langsung lepas dalam pengawasan orang tua tetap memberi pengawasan terhadap anak selama melakukannya,” katanya.
Perlunya kerja sama yang baik antara pihak sekolah atau madrasah dengan orang tua peserta didik. Guru harus kreatif membuat materi sebagai literasi berupa bacaan yang memuat berbagai kecakapan yang nantinya peserta didik dapat mempraktekkannya secara langsung di rumahnya masing-masing. Dengan mengajak anak belajar tentang bagian-bagian tubuhnya (panca indra) misalnya, anak akan diajak sekaligus untuk mengagumi dan menghayati betapa besar anugerah yang Allah SWT berikan kepada mereka sehingga mereka bisa melihat, mendengar, meraba, merasa, dan membaui aneka hal yang ada di lingkungannya.
“Hal ini akan membawa mereka kepada keterampilan (kecakapan) personal tentang menghayati bahwasanya mereka adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Mata bisa melihat bagaimana kondisi kebersihan di dalam rumah, halaman, taman, tempat tidur dan lain-lain. Selanjutnya kecakapan apa yang harus dilakukan melihat kondisi tersebut, misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur, menyiram bunga dan lain-lain. Begitu juga dengan fungsi indra lain yaitu hidung, telinga, lidah dan kulit yang juga menuntut anak untuk dapat melakukan beberapa kecakapan,” jelas Munif. (sar humas)