Surabaya – Tim Pengabdian Masyarakat Unuversitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Machmudah, S.Psi.M.Psi mengembangkan sosial skill anak usia dini di masa physical dan sosial distancing.
Machmudah menjelaskan adanya pandemi covid-19 ini berdampak besar pada kehidupan psikososial manusia. Diman semua orang diminta tetap berada di dalam rumah dan menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran virus corona. “Situasi ini tentu berdampak pada kondisi mental banyak orang, karena harus lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, baik itu school From Home (SFH) maupun Work From Home (WFH), sampai jangka waktu yang tidak jelas,” jelasnya, Rabu (9/12).
Banyak orang merasa cemas dan takut akan penularan virus corona. Sehingga memungkinkan banyak orang mengalami stress berat akibat pandemi ini. “Bahkan anak-anak juga bisa merasakan stress yang berpengaruh pada kesehatan mentalnya,” jelasnya.
Machmudah menjelaskan jika ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk tetap mengembangkan social skill (keterampilan social) pada anak-anak selama masa physical dan social distancing.
Seperti rutinitas dan keteraturan harus dijaga agar anak-anak bisa beradaptasi dengan aturan, batasan, dan lainnya selama masa pandemi dimana semua kegiatan diselenggarakan di rumah. Kebiasaan mandiri, harus dibiasakan. Orang tua bisa memulainya lewat hal-hal sederhana dulu, seperti batasan bangun tidur, jadwal belajar sekolah, mempersiapkan peralatan sekolah, hingga nanti akan membuat anak mengerti dan kemandirian akan terbentuk.
Selanjutnya, untuk mengasah kemampuan sosial anak, keluarga yang merupakan lingkungan sosial juga, anak bisa belajar sosialisasi di rumah. Seperti mengenalkan toleransi ketika berbagi Wi-fi atau remote TV, dan lainnya. Kenalkan momen untuk anak berlatih sosialisasi,
Menjaga kualitas interaksi antar anggota keluarga dengan cara meningkatkan dan meluangkan waktu khusus untuk anak, di sela-sela kesibukan mengurus rumah maupun pekerjaan. Batasi waktu anak-anak untuk melakukan kegiatan yang pasif seperti menonton TV dan bermain gadget. Matikan TV, abaikan handphone sementara waktu, serta berikan perhatian penuh pada anak. Libatkan diri untuk bermain bersama mereka, atau dapat pula sekedar saling bercanda, dan bercerita. “Tempatkan diri sejajar dengan anak sebagaimana seorang teman akan dapat mengisi kerinduan mereka akan adanya teman bermain,” jelas Machmudah.
Orang tua dapat pula mengajak anak melakukan permainan-permainan tertentu yang mengandung aturan main untuk mengajarkan mereka bergiliran dan berkompetisi dengan sehat. “Dapat pula melakukan aktivitas yang membutuhkan kerjasama, misalnya menyusun kartu, memasak bersama, atau membuat karya bersama,” ungkapnya. (sar humas)