Surabaya – Dosen Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Andreas Putro Ragil Santoso, S.S.T, M.Si mengenalkan bakteri Salmonella Typhi Penyebab Penyakit Tifus.
Andreas menjelaskan jika demam tifoid yang biasa kita kenal dengan penyakit tipes atau tifus atau tifus merukan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui makanan atau minuman kita. Demam tipfoid merupakan penyakit yang banyak terjadi pada negara-negara berkembang dan menjadikan salah satu benyakit endemik.
“Angka kejadian demam tifoid hingga saat ini diIndonesia sekitar 100.000 penduduk setiap tahunnya. Gejala penyakit tifoid sendiri diantaranya terdapatnya nyeri otot, sakit kepala, tidak enak badan, serta demam meningkat secara bertahap hingga mencapai 39-40 derajat celcius,” ucap Andreas, Senin (9/11).
Demam tifoid disebabkan karena adanya bakteri yang masuk kedalam tubuh kita akibat higiene dan sanitasi yang kurang baik. Bakteri penyebab utama terjadinya penyakit demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhi merupakan bakteri gram negative, berbentuk batang, dengan ukuran lebar 0,7 – 1,5 m dengan panjang 2,0-5,0 m, bergerak dengan adanya flagel.
Salmonella typhi pada umumnya bersifat pathogen sehingga banyak menyebabkan infeksi baik pada manusia maupun hewan. Salmonella typhi hidup dialam bebas dan dapat bertahan lama baik pada air, tanah maupun bahan makanan, pada feses bakteri Salmonella typhi dapat bertahan hidup hingga 1-2 bulan. “Pada bahan makanan yang mengandung protein, lemak maupun gula didalamnya bakteri Salmonella typhi akan lebih mudah berkembang dan hidup semakin lama,” ungkap Andreas.
Bakteri Salmonella typhi merupakan bakteri yang bisa dikatakan bakteri yang sangat mudah hidp dan berkembangbiak karena pertumbuhan yang bersifat aerob dan fakultatif anaerob, pada pH 6-8 dengan suhu pertubuhan sekitar 15-41 derajat celcius dengan suhu pertumbuhan optimum yaitu 37 derajat celcius.
Suhu pertumbuhan menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri Salmonella typhi sangat mudah mengingat suhu ruang yang kita ketahui yaitu sekitar 20-25oC, sehingga memudahkan bakteri mengkontaminasi bahan pangan, maukin bakanan yang tidak ditempatkan dengan baik.
Bakteri Salmonella typhi yang dapat didiketahui melalui uji laboratorium dengan pengambilan sampel baik berupa air, bahan makanan ataupun olahan makanan. Pada uji laboratorium didapatkan hasil gerak positif, terdapat reaksi fermentasi terhadap glukosa, manitol dan sorbitol positif, namun fermentasi negative pada indol, urease, voges Proskauer, sukrosa dan laktosa. Namun pada H2S beberapa starin Salmonella typhi dapat menghasilkan H2S namun Sebagian besar bakteri Salmonella typhi menghasilkan lebih sedikit.
Pada media agar pertumbuhan bakteri yaitu Salmonella Shigella Agar, Endo Agar, Mac Conkey Agar, Eosin Methylen Blue Agar menghasilkan koloni bulat, kecil dan tidal berwarna, namun pada media Wilson-Blair menunjukkan koloni yang berwarna hitam.
Patogensitas akibat dari Salmonella typhi melalui infers peroral yang diakibatkan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Dosis infeksi yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menghasilkan infeksi klinik sekitar 103-108 (pada salmonella yang lain minimal dosis sebesar 105 baru bisa menyebabkan infeksi).
Faktor terjadinya infeksi dipengaruhi antara lain asam lambung, flora normal pada usus dan imunitas didalam tubuh. Bakteri Salmonella typhi selain menyebabkan penyakit demam tifoid bakteri ini juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi bakterimia (adanya bakteri didalam darah) denagn lesi fokal dimana hal ini terjadi karena bakteri masuk melalui mulut selanjutnya invasi ke dalam aliran darah.
Selanjutnya infeksi yang sering terjadi akibat bakteri Salmonella typhi adalah enterkolitis (gastroenteritis) yang ditandai dengan muntah dan diare. Sehingga kita harus hati-hati dengan bakteri ini sehingga cegahlah dengan menjaga hygiene dan sanitasi yang baik untuk menghindari infeksi. (sar humas)