Surabaya – Di tengah Pandemi Covid-19, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengadakan prosesi wisuda tahun 2020 secara Dalam Jaringan (Daring). Sebanyak 855 mahasiswa yang di wisuda, 609 mahasiswa merupakan lulusan Prodi Kedokteran dan Prodi-prodi di bidang kesehatan.
Lulusan sebanyak 855 orang, yang terdiri dari: 138 Lulusan Profesi Ners, 56 Lulusan Diploma III Keperawatan, 53 Lulusan Diploma III Kebidanan, 52 DIV Analis Kesehatan, 176 Lulusan S1 Keperawatan, 42 Lulusan S1 Pendidikan Dokter, 38 Lulusan S1 Kesehatan Masyarakat, 43 Lulusan S1 Gizi, 21 Lulusan S1 Akuntansi, 26 Lulusan S1 Manajemen, 19 Lulusan S1 Sistem Informasi, 57 Lulusan S1 PGSD, 12 Lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggirs dan 111 Lulusan S1 PG PAUD, 11 Lulusan Program Magister Keperawatan Terapan.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng menyampaikan beberapa pesan wisudawan, bahwa tujuan primer dan tertinggi dari pendidikan adalah peningkatan (tarbiyah) nilai kesucian manusia dalam fitrahnya yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Melalui pendidikan ini diharapkan menjadi pribadi yang semakin dekat (taqorrub) kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Serta menjadi pribadi-pribadi yang berakhlaq mulia, berbudi pekerti luhur.
“Guna menopang tujuan primer itu, pendidikan mempunyai tujuan sekunder, yaitu sebagai investasi modal manusia (Human Capital investment), dengan dua macam dampak positif. Pertama, ialah dampak peningkatan kemampuan kerja dengan keahlian dengan keahlian atau kompetensi dan profesionalisme. Saudara-saudara diharapkan orang-orang yang ahli atau kompeten dan professional di bidang-bidang sesuai dengan pilihan saudara, seperti teknologi, kesehatan, manajemen, keguruan, dan sebagainya,” ungkapnya dihadapan para wisudawan di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Sabtu (31/10).
Jazidie menambahkan, Dampak kedua dari tujuan sekunder pendidikan adalah meningkatnya kemampuan untuk berpikir dan bertindak rasional, untuk menyerap informasi dalam jumlah yang besar, dan untuk menyusun informasi itu secara sistematis, agar dapat digunakan secara efektif, kemudian mampu mengartikulasikannya dalam bahasa yang fasih dan kuat.
“Dengan kata lain, pendidikan akan membuat saudara menjadi orang-orang yang rasional, logis, sistematis dan luas cakrawala berpikirnya serta mendalam wawasannya, terlepas dari apapun disiplin ilmu yang saudara pilih. Saudara-saudara diharapkan menjadi orang dengan kemampuan berpikir orde tinggi (higher order thinking),” tambahnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jatim ini mengungkapkan, Sebagaimana yang dimaksudkan oleh ungkapan knowledge is power, maka dengan pendidikan yang telah saudara jalani, saudara diharapkan akan menjadi sumber energi masyarakat, ummat, bangsa dan negara. Saudara digarapkan menjadi generasi rahmatan lil ‘alamiin yang mumpuni.
“Memiliki informasi dan pengetahuan yang luas, saudara akan lebih mampu mengenali dan menyusun berbagai alternatif tindakan yang tersedia, sehingga senantiasa dapat menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah (problem sover), dengan begitu juga tidak mudah putus asa,” pungkasnya. (Humas Unusa)