Surabaya – Rektor Unesa periode 2010-2014, Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M.Pd. mengapresiasi langkah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang sudah mempersiapkan pembelajaran Dalam Jatingan (Daring) sebelum adanya pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan di webinar Meissner Vol 3 yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Unusa, Sabtu (22/8) melalui aplikasi Zoom.
Muchlas mengatakan adanya E-Sorogan menjadikan Unusa menjadi yang pertama mengembangkan pembelajaran daring. Langkah tersebut sudah dipersiapkan sebelum adanya pandemi seperti saat ini.
“Ditambah dalam waktu dekat ini juga Unusa mempersiapkan studio pembelajaran daring, jadi dengan langkah ini, Unusa saya rasa sudah sangat siap untuk mempersiapkan pembelajaran Daring,” jelasnya, Minggu (23/8).
Muchlas menjelaskan jika saat ini menjadi salah satu hal yang dilematis dimana pembelajaran online berdampak siswa akan kesulitan menyerap mata pelajaran namun terhindar dari penyebaran virus corona. “Sedangkan pembelajaran offline atau secara langsung membuat siswa akan lebih memahami pelajaran yang akan diterima namun potensi penularan virus corona semakin besar jadi kondisi ini yang menjadi dilematis,” jelasnya.
Namun, Muchlas tidak ingin menyalahkan dengan adanya kebijakan dari pemerintah. “Semua pasti ada plus dan minusnya, jadi disini harus mencari jalan tengahnya,” ucapnya.
Muchlas menjelaskan pembelajaran langsung atau tatap muka akan lebih mudah untuk membentuk karakter siswa. “Bagaimana pun siswa membutuhkan pemahaman secara langsung,” ungkapnya.
Muchlas memiliki masukan jika mahasiswa turut menjadi guru untuk membantu anak-anak dalam belajar. “Dengan begitu akan lebih ringan jika memang adanya bantuan dari masyarakat terlebih mahasiswa untuk membimbing siswa ini,” jelasnya.
Sementara itu, Founder N51, Turnadi Amri, MM, CST menjelaskan dari segi ekonomi perlu adanya inovasi kreatif dari oengusaha untuk melihat peluang yang ada. Sehingga tidak jarang ide kreatif akan muncul disaat mengalami masalah. “Bisa dilihat sekarang banyak orang yang mulai berjualan atau membuat masker sendiri, ini setelah adanya kelangkaan masker yang terjadi,” jelasnya.
Turnadi menjelaskan salah satu hal yang terpenting dalam berbisnis ditengah pandemi ini mental yang harus dipersiapkan. “Bagaimana kita bisa mendapatkan ide atau kreativitas untuk keluar dari pandemi ini, jika mental kita tidak dipersiapkan dengan baik,” ucapnya.
Sedangkan, dr Alfian Nur Rosyid Sp.P yang merupakan satgas Covid Jatim menilai pentingkan edukasi ke masyarakat yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran terkait adanya Covid-19. “Dengan adanya edukasi dari mahasiswa ini banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan, bagaimana pun masyarakat adalah garda terdepan untuk menangani covid-19 ini,” jelasnya. (sar humas)