Surabaya – International Conference on Ummah: Digital Innovation, Humanities and Economy (ICU: DIHEc) 2020 yang digelar Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama dengan Universiti Malaysia Kelantan (UMK) diikuti 5 negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Oman dan Polandia yang menjadi peserta melalui aplikasi Zoom dan Youtube Channel Unusa, Selasa (18/8).
Dalam acara ini, diisi oleh pemateri Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. dan Rektor UMK, Prof. Dato’ Ts. Dr. Noor Azizi Bin Ismail. Selain itu 3 pemateri, Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA yang merupakan Menteri Pendidikan periode 2009 sampai 2014, Prof. Dr. Mohd Rafi Bin Yaacob yang merupakan Wakil Rektor UMK bidang akademik dan Internasional, serta Rektor Unesa periode 2010-2014, Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M.Pd.
Ketua Panitia, Dr. Ubaidillah Zuhdi, S.T, M.Eng., M.S.M. menjelaskan acara ini merupakan kali kedua yang digelar Unusa, dengan mengangkat empat topik seperti Economics and Business, Enggineering and ICT, Education, and Humanities. Konferensi kali ini digelar secara virtual atau Dalam Jaringan (Daring), meskipun begitu pertemuan ini tidak menyurutkan peserta.
“Dimana topik ini cukup menarik perhatian bagi akademisi dari berbagai negara yang memang akan membicarakan empat topik tersebut, terlebih selama pandemi covid-19 ini yang memang banyak yang berpengaruh termasuk empat topik ini,” beber pria yang biasa di panggil Ubay ini, Selasa (18/8).
Acara ini akan digelar dua kali mulai 18 sampai 19 Agustus 2020, Ubay menjelaskan acara ini dikuti peserta dari lima negara. “Lima negara ini seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Oman dan Polandia yang memang ikut berpartisipasi dalam acara ini,” ucap Ubay.
Ubay menjelaskan adanya pandemi ini berpengaruh pada semua sektor yang terjadi di semuaa negara. Pembelajaran online atau Dalam Jaringan (Daring) menjadi salah satu solusi pembelajaran jarak jauh. “Mau tidak mau saat ini kita sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk model pembelajaran,” jelas Pria yang menjadi Dosen Unusa ini.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Republik Indonesia periode 2009 sampai 2014, Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA menjelaskan memasuki era digital tidak semua masyarakat menguasai digital. “Perlu adanya kemampuannnya untuk menguasai digital,” ungkapnya. (sar humas)