Surabaya – Dosen Sistem Informasi, Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Dr. Teguh Herlambang, S.Si., M.Si menilai pesatnya perkembangan teknologi revolusi industri 4.0 yang memanjakan generasi milenial.
Teguh menjelaskan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini yang mengasai manusia. Ini bisa terlihat jika rata-rata semua orang tidak bisa terlepas dari Smartphone yang akan selalu dibawa bahkan anak kecilpun juga sudah bisa mengoperasikan smartphone. “Kapanpun dan dimanapun, teknologi seolah telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita,” jelasnya, Minggu (16/8).
Teguh menjelaskan setiap individu akrab dengan berbagai piranti teknologi ini terlihat dari setiap orang memiliki telepon seluler (Ponsel) yang terhubung internet. “Selain itu saat ini Ponsel pintar atau smartphone kini tidak sekedar piranti komunikasi, namun juga piranti penyedia informasi, pengetahuan dan sekaligus hiburan,” bebernya.
Dalam bidang perekonomian, teknologi keuangan baru (the new financial technologies) seperti internet banking, mobile banking, e-commerce, sistem transaksi NFC (near field communication). Selain itu, kita sekarang juga sudah terbiasa menggunakan E-Toll, pemesanan tiket kereta api ataupun pesawat juga sudah bisa dilakukan di rumah dengan berbagai aplikasi yang ditawarkan memungkinkan manusia untuk melakukan aktivitas ekonomi dengan cara-cara baru secara lebih efektif dan efisien.
“Hanya dengan berbekal sebuah ponsel pintar dan beberapa klik jemari tangan kita sudah bisa melakukan transaksi perbankan atau membeli barang bernilai jutaan rupiah, berinvestasi tanpa melibatkan bank dengan bantuan sistem mata uang digital cryptocurrency seperti Bitcoin,” ucap Teguh.
Teknologi keuangan baru telah mengubah cara hidup kita, manusia digital pasca-modern, secara berbeda dan revolusioner. “Ini sangat memanjakan generasi milenial dengan berkembangkan teknologi saat ini,” beber Teguh.
Lebih jauh, teknologi komunikasi baru (the new communication technologies), terutama media sosial, dikhawatirkan akan menggantikan pola komunikasi dan interaksi sosial tradisional. “Dalam model komunikasi dan interaksi sosial tradisional, pertemuan antar-individu yang begitu hangat, dengan eye contact dan persentuhan kulit, ditakutkan akan semakin jarang terjadi dan digantikan oleh interaksi sosial artificial melalui WhatsApp, Facebook, Twitter ataupun Instagram,” ucap Teguh.
Perkembangan teknologi industri terkini juga dituduh akan mengancam banyak posisi tenaga manusia di dunia kerja. Angka pengangguran akan bertambah karena tenaga manusia digantikan oleh teknologi robot dan mesin cerdas. “Pekerjaan-pekerjaan seperti kasir, teller perbankan, resepsionis, tukang pos, operator telepon, operator pintu tol, agen perjalanan, hingga juru parkir diperkirakan akan hilang dan digantikan oleh mesin-mesin cerdas buatan manusia,” jelas Teguh.
Dikhawatirkan akan muncul konflik global berkaitan dengan dampak disrupsi teknologi terhadap kehidupan manusia. “Semoga dengan adanya teknologi yang semakin maju pesat, tidak akan mengurangi aktifitas manusia layaknya sebagai makhluk sosial dan tidak membuat manusia menjadi manja dan kurang bergerak karena semua fasilitas bisa digunakan tanpa meninggalkan rumah sekalipun,” ucap Teguh. (sar humas)