Surabaya – Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, Dr. Himawan Estu Bagijo, SH, MH menjelaskan adanya pandemi virus corona ini membuat tenaga kesehatan sangat dibutuhkan di Rumah Sakit maupun Puskesmas yang ada di dalam maupun luar negeri.
“Jadi Disnakertrans Jatim sudah mempersiapkan untuk tenaga kesehatan yang ingin mengasah kemampuan bahasanya dengan laboratorium bahasa agar dapat bersaing dalam dunia industri di luar negeri,” ucap Himawan dalam acara Launching PESONA UNUSA (Public Assesment, Information and Education for Health UNUSA) dan Webinar yang digelar oleh Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Rabu (12/8) melalui aplikasi zoom dan youtube channel Unusa.
Dari data di Disnakertrans Jawa Timur, ada sekitar 3,8 persen atau kurang lebih 800 ribu orang pengangguran. Kondisi ini membuat Disnakertrans meminta masyarakat untuk bisa mengembangkan soft skill jangan hanya hard skill saja. “Dengan diasahnya soft skill maupun hard skill membuat kreativitas calon pekerja akan lebih memiliki daya jual yang cukup baik,” ucap Himawan.
Selain itu, pemateri webinar lainnya, Mohamad Yoto SKM, M.Kes merupakan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, menilai jika serapan untuk tenaga kesehatan di Jawa Timur masih kurang dimana masih minimnnya tenaga kesehatan yang ada di Jatim.
“Jadi memang saat ini sendiri, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang memang dibutuhkan,” ucapnya.
Yoto menjelaskan, jika ditengah pandemi ini tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Namun dirinya juga mengingatkan jika tidak hanya sampai lulusan D3 atau D4 saja, namun sudah mulai membidik untuk sarjana atau S1. “Memang tenaga terampil seperti D3 dan D4 ini memang sangat dibutuhkan, jadi jangan sampai puas disana saja,” jelasnya.
Yoto menjelaskan tenaga kesehatan saat ini sangat dibutuhkan sebagai agen kuratif dan preventif, ini dilakukan untuk promosi kesehatan. “Terlebih untuk promosi kesehatan ini agar masyarakat bisa lebih tertib menjaga kesehatan mereka,” ujarnya.
Dengan adanya peran agen kuratif maupun preventif ini membuat angka ketertiban masyarakat Jawa Timur dalam menggunakan masker. “Peran ini cukup bagus untuk masyarakat Jawa Timur dalam melawan penyebaran virus corona yang memang sampai saat ini di Jawa Timur masih meningkat,” ucap Yoto.
Dalam acara webinar ini juga, Fkes Unusa meluncurkan program Pesona Unusa adalah Public Assement, Information and Education For Health Unusa.
Dengan peluncuran ini, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie , M.Eng. cukup membanggakan dengan adanya program dari Fkes ini untuk berperan aktif dalam penanganan kesehatan masyarakat di Surabaya maupun Jawa Timur.
“Ini inovasi yang cukup bagus dari Fkes untuk memberikan pelayanan yang baik buat masyarakat sekitar,” ucapnya.
Jazidie berharap inovasi ini akan terus tercipta, meskipun ditengah pandemi seperti saat ini perlu adanya inovasi maupun kreativitas dari mahasiswa maupun dosen yang ada di Unusa.
“Jangan sampai pademi ini menghalangi kreativitas kita untuk selalu memunculkan inovasi yang baik untuk negeri ini,” bebernya. (humas unusa)