Surabaya – Dosen Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Achmad Syafiuddin, Ph.D berikan tiga indikator untuk memilih jurnal bereputasi.
Syaifiuddin menjelaskan tiga indikator itu terdiri dari suitability, quality, dan periodically. Tiga indikator ini digunakan untuk memilih jurnal bereputasi. Selain itu, perlu ditanamkan dalam diri semua peneliti bahwa harus bayar untuk publikasi tidak sepenuhnya betul.
“Karena banyak sekali jurnal bereputasi yang tanpa bayar dan memang itu yang seharusnya dipilih oleh semua peneliti akan tetapi prosesnya sangat ketat, seharusnya peneliti melewati itu semua untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan dan dihasilkan,” ucap Syaifiuddin, Minggu (2/8).
Tiga indikator ini yang harus diperhatikan oleh peneliti, salah satunya suitability dimana kita memilih jurnal berdasarkan kesesuaian dengan karya kita. Paling mudah adalah dengan referensi yang kita pakai. “Tapi kita bisa juga memanfaatkan yang namanya journal finder, sebab di setiap publisher yang bereputasi telah disediakan seperti Elsevier journal finder, dsb,” ucap Syaifiuddin.
Yang kedua, berdasarkan quality. Kita harus pastikan bahwa jurnal yang kita tuju memiliki kualitas khususnya pada proses peer-review yang harus dilakukan secara baik dan akurat. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah kita cek berdasarkan pengindeks untuk memudahkan. “Pastikan bahwa jurnal yang dituju diindeks oleh Web of Science yang merupakan pengindeks paling berkualitas diatas Scopus dan Google Scholar,” jelasnya.
Ketiga adalah tentang periodically atau sederhananya berapa lama prosesnya. Selain dari jurnal finder kita bisa memanfaatkan SciRev untuk mengecek berapa lama dari proses submission sampai Accepted dan Publish. “Jadi disini kita bisa tahu berapa lama kiya dapat merampungkan jurnal hingga di publis,” bebernya.
Syafiuddin selalu mengingatkan jika publikasi itu proses dihilir yang terpenting adalah penelitiannya dulu harus betul. “Dimana proses ini di hulu dan menentukan proses selanjutnya di hilir. Pastikan apa yang kita lakukan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan repeatable,” jelasnya.
Syafiuddin berharap serta bermimpi jika suatu saat, kualitas penelitian dan publikasi di Unusa akan lebih baik. “Selain itu menjadi salah satu sumber rujukan dunia terutama di bidang kesehatan yang menjadi salah satu citra Unusa. Mimpi ini bisa diwujudkan dengan keseriusan dan bangun sistemnya sehingga orang yang biasapun dapat bergerak lebih baik karena lingkungan (sistem dan sumber daya) sudah kita buat sedemikian baik,” jelasnya. (sar humas)