Surabaya – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Persatuan Perawat Indonesia (PPNI) Kota Surabaya bersama dengan Dewan Pengurus Komisariat (DPK) PPNI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar seminar online Keperawatan tentang target Prioritas Promosi Kesehatan di Masa Pandemi dan New Normal, Senin (27/7) melalui aplikasi Zoom dan Youtube.
Sementara itu, Mahasiswa Prodi S1 Keprawatan (Ners) Unusa, Mohamad Rusdiansyah menjelaskan jika promosi kesehatan dapat dilakukan melalui media sosial. Sehingga dengan menggunakan media poster untuk promosi kesehatan. “Jadi harus menggunakan kata dan gambar yang menarik bisa menjadi perhatian pembaca,” ucapnya, Senin (27/7).
Rusdi menjelaskan masuk era digital banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mendesign promosi kesehatan. “Banyak aplikasi pendukung untuk bisa membuat design yang menarik dan mudah untuk diterapkan dalam promosi kesehatan,” bebernya.
Dalam webinar itu, salah satu pemateri Setho Hedisuyatmana, S.Kep., Ns., M.NS. merupakan La Trobe University, School of Nursing and Midwifery, Honorary Fellow menjelaskan promosi kesehatan diperlukan dimasa pandemi. Promosi kesehatan dapat melalui akulturasi budaya agar dapat dipahami oleh anak muda.
“Dengan masuk ke akulturasi dapat tersampaikan promosi kesehatan kepada masyarakat luas terlebih anak muda,” ucap Setho.
Sementara itu, Ratna Puji Priyanti , S.Kep., Ns., M.S doctoral, Kaohsiung Medical University Of Taiwan menjelaskan menjadi perawat harus sering membaca jurnal dan informasi. Selain itu perawat harus mengasai management stres ditengah pandemi covid-19 saat ini. “Bagaimana pun ditengah pandemi ini perawat akan merasa tertekan sehingga dengan management,” kata Ratna.
Ratna menjelaskan promosi kesehatan dilakukan di pedesaan bisa melalui tokoh agama. “Dimana banyak masyarakat desa akan lebih mendengarkan tokoh agama terlebih tentang promosi kesehatan,” ucapnya.
Sedangkan, Dosen Program Studi (Prodi) S1 Keperawatan (Ners) Unusa, Rusdianingseh, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom menjelaskan banyak cara dilakukan untuk promosi kesehatan. Salah satunya dengan cara bermain melalui media boneka. “Jika mempromosikan kesehatan bisa dengan cara bermain ke anak anak,” ucapnya.
Rusdiningseh menjelaskan media yang akan digunakan untuk promosi kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang akan disampaikan. “Jadi dilihat kita akan menyasar kemana untuk promosi kesehatan,” ucapnya. (sar humas)