Surabaya – Tim Penguatan dan Pengembangan One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur menggelar webinar prasyarat program hibah untuk meningkatkan permodalan usaha santri, pesantren dan alumni pesantren melalui aplikasi Zoom, Rabu (22/7).
Kasi LPQ – PD Pondok pesantren kanwil Kemenag Jatim, Dr Rahmat Arofah menjelaskan banyak pondok pesantren yang belum mendaftarkan ke Kanwil Kemenag Jatim. Hal ini berdampak banyak pondok pesantren tersebut tidak dapat memanfaatkan program-program dari pemerintah.
“Dimana Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) ini dibutuhkan selain untuk pendataan pondok pesantren yang ada di Jawa Timur, juga untuk siswa yang ingin melanjutkan sekolah serta memperoleh program dari pemerintah untuk pondok pesantren,” beber Rahmat, Rabu (22/7).
Rahmat menjelaskan jika sudah mendapatkan izin operasional, pondok pesantren akan langsung mendapatkan NSPP. Meskipun begitu dalam perizinan operasional Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jatim sudah mempermudah. “Semua bisa dilakukan secara online dan nantinya akan di validasi oleh Kemenag Kabupaten Kota, lalu kemenag Jatim juga melakukan beberapa validasi yang diajukan tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan, Kepala bidang kelembagaan dan pengawasan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, Cepi Sukur Laksana SH.MM menjelaskan terdapat sekitar 4.600 koperasi di Jawa Timur, namun banyak yang belum terdaftar di dinas koperasi dan UMKM Jatim. Dengan adanya OPOP ini juga dapat membantu meningkatkan daya masyarakat untuk berkoperasi.
“Jadi dengan adanya OPOP ini juga dapat meningkatkan perekonomian di pesantren dimana santri maupun alumni pesantren ikut dalam program OPOP ini” jelas Cepi.
Cepi menjelaskan saat ini juga Dinas Koperasi dan UKM Jatim juga membuka pendafataran untuk pondok pesantren yang ingin mendaftarkan koperasinya. Jadi kedepannya koperasi itu sudah memiliki Seritifkasi NIK (Nomor Induk Koperasi) dan QR. “Langkah ini untuk penertiban serta memberikan kemudahan pelayanan dalam administratif,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Tim OPOP Jatim. M. Ghofirin mengatakan kegiatan ini penting untuk dilaksanakan mengingat kondisi Ponpes peserta OPOP saat ini beragam. Sebagian sudah memiliki NSPP tapi belum memiliki Koppontren, atau sebaliknya ada Ponpes yang sudah memiliki Koppontren tapi belum memiliki NSPP. “Sosialisasi ini bisa jadi momentum Ponpes untuk berbenah dan tertib administrasi, khususnya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren. Sehingga kalau nanti ada program hibah Ponpes sudah siap dengan NSPP dan NIK” ujarnya.
Lebih lanjut Ghofirin menyampaikan bahwa Program Permodalan Usaha bukan hanya mengandalkan skema Hibah. “Kita harus kreatif, usaha tidak boleh hanya menunggu Hibah saja, masih banyak skema lainnya. Misalnya skema pembiayaan, CSR, LPDB, dan Kerjasama.” ujar Ghofirin serius.
Sesi akhir webinar ini diisi sosialisasi cara pengisian database Ponpes peserta OPOP berbasis Website. Kepala DInas Koperasi dan UKM Prov. Jatim, Dr. Mas Purnomo Hadi menyampaikan agar 150 Ponpes Peserta OPOP tahun 2019 yang sudah didata dan dibuatkan katalog produk segera mengisi database tersebut. “Saya minta agar 150 Ponpes yang sudah terdaftar secara manual, saat ini segera mengisi database berbasis Website yang tersedia di www.opop.jatimprov.go.id “ tegas Purnomo.
Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie menambahkan supaya Ponpes pro aktif dalam menyambut berbagai program yang difasilitiasi oleh pemerintah. “ada dua tipe orang. Ada yang menunggu dan ada yang menjemput. Saya rasa menunggu bukanlah pilihan terbaik, namun menjemput lebih baik. Oleh karena itu, saya berharap Ponpes peserta OPOP selalu mengikuti setiap kegiatan OPOP JATIM” ucap Jazidie. (sar humas).