Surabaya – Dosen Program Studi (Prodi) S1 Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Endang Sulistiyani, M.Kom. menilai jika penggunaan literasi digital meningkat ditengah pandemi Covid-19.
Endang menjelaskan pendidikan menjadi salah satu sektor yang tidak luput dari perubahan selama pandemi virus corona. Melalui gerakan belajar dari rumah, pembelajaran bergeser dari tatap muka menjadi sistem belajar jarak jauh secara online atau Dalam Jaringan (Daring).
“Dengan siap atau tidak siap saat ini dunia pendidikan kita harus mulai dengan model pembelajaran daring,” ucap Endang, Minggu (5/7).
Endang menjelaskan berdasarkan hasil riset Mitchell Kapoor diketahui bahwa keahlian untuk akses media digital yang dimiliki oleh generasi muda belum diimbangi dengan kemampuan menggunakan untuk kepentingan memperoleh informasi pengembangan diri. Oleh karenanya, literasi digital yang tumbuh dari pembelajaran daring tidak boleh hanya berhenti pada kemampuan teknis saja.
“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era sebelumnya, Muhadjir Effendy berpendapat bahwa fokus gerakan literasi digital tidak sekadar penguasaan teknologi oleh masyarakat, namun lebih pada etika penggunaannya. Artinya pendidik, peserta didik, dan juga orang tua diharapkan membekali kemampuan teknis menggunakan media digital seperti telepon pintar dengan etika dan tata krama yang sehat dan bijak,” ucap Endang.
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia sudah menerapkan Belajar dari Rumah untuk semua jenjang pendidikan. Telepon pintar menjadi salah satu senjata andalan dalam mengeksekusi semua perubahan yang terjadi. “Sehingga semua aktivitas dilakukan melalui daring mulai tugas hingga ujian,” ucap Endang.
Layaknya buku pembelajaran dan guru yang apabila dalam pembelajaran tatap muka digunakan sebagai referensi, telepon pintar hadir sebagai pengganti keduanya. “Saat ini semua dapat dilakukan di telepon pintar,” jelasnya.
Para pendidik didorong untuk berinovasi dalam menyiapkan cara belajar yang efektif berbasis teknologi digital. “Seperti pemanfaatan grup Whatsapp untuk media berkomunikasi,” ungkap Endang.
Jika sebelumnya pada pendidik, terlebih yang usianya sudah tidak muda hanya menggunakan telepon pintarnya untuk telepon, maka saat ini mereka diharuskan untuk mengeksplor fitur yang ada. “Ini dimulai dari menambahkan anggota baru dalam grup, melampirkan berkas, dan juga yang lainnya,” ungkapnya.
Dengan adanya pandemi Covid-19 membawa hikmah tersendiri dengan mulai melek teknologi bagi pendidik. Selain pendidik, peran orang tua juga turut aktif dalam pembelajaran anak selama di rumah. “Orang tua terlibat aktif dalam memperoleh materi pelajaran secara efektif,” jelasnya.
Endang menjelaskan jika dalam pengumpulan tugas orang tua dipaksa untuk belajar menggunakan fitur merekam video untuk mendokumentasikan aktivitas belajar putra maupun putrinya dari rumah. Tidak hanya itu, demi memastikan tidak adanya informasi yang tertinggal, orang tua juga diharapkan aktif untuk memeriksa informasi yang disampaikan oleh pendidik melalui grup Whatsapp.
“Dengan begitu orang tua akan turut berperan dalam dunia pendidikan anak mereka karena secara tidak langsung mereka turut terlibat dalam pembelajaran anak,” kata Endang. (sar humas)