Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sukses menjadi tuan rumah webinar dasar analisa dan visualisasi data dengan narasumber dari tim data academy, Rabu 20 Mei 2020.
Founder data academy, Nadia Alatas EMBA, S. Komp menjelaskan banyak respon positif dari peserta webinar yang turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dimana dari acara ini dapat membantu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang pengolahan data, big data dan data science di wilayah Jawa Timur (Jatim).
“Terlebih dibidang ini memang masih sangat jarang terlebih ditengah pandemik seperti saat ini membuat bidang ini sangat dibutuhkan,” ucap Nadia, Rabu (20/5).
Nadia menjelaskan profesi data sciencetist sendiri saat ini sangat dicari oleh industri mana pun. “IBM memprediksi kebutuhan atas data science akan melonjak naik 28 persen di tahun ini. Linkedin dan Glassdoor, tempat posting lowongan, memprediksi kenaikan kebutuhan data sciencetist di tahun 2020 meningkat 37 persen di Linkedin,” ucapnya.
Nadia menambahkan meskipun digelar satu hari namun tim data academy siap membantu dan membimbing jika ada masyarakat yang ingin mengembangkan talent data science di Jatim. “Kami siap membimbing untuk masyarakat yang ingin mengembangkan data science ini,” ucapnya.
Dekan Fakuktas Teknik Unusa, Dr. Istas Pratomo, M.T menyambut baik acara tersebut lantaran di era digital seperti saat ini pebgelolaan data sangat dibutuhkan. Saat ini semua kegiatan diganti dengan data. “Seperti kita akan belanja maka uang tersebut diganti data seperti e-money,” bebernya.
Istas menyebutkan sambutan perserta cukup bagus dengan penjelasan dari tim data academy. Terlebih mahasiswa Unusa cukup antusias dengan acara tersebut.
“Terlebih profesi ini memang lagi gencar dicari oleh semua perusahaan sehingga dengan adanya webinar ini mahasiswa bisa memahami bagaimana peran pengelolaan data,” ucapnya.
Ditengah pandemi virus corona ini, pengelolaan data dibutuhkan. “Apalagi Jawa Timur ini menerapakan Sekolah online jadi ini kesempatan bagus untuk mengembangkan pengelolaan data,” beber Istas. (sar humas)