Surabaya – Dosen program studi (Prodi) S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Hinda Novianti M.Kes memiliki cara sederhana penanganan awal jika anak bayi usia dibawah lima tahun (Balita) mengalami tersedak.
Hinda menjelaskan tersedak atau istilahnya choking merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani. Bila dibiarkan terlalu lama, tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) yang berakibat pada kematian.
“Jangan anggap sepele tersedak ini, karena memang banyak kasus kematian karena tersedak di Indonesia, terlebih yang dialami balita,” ucapnya, Sabtu (2/5).
Dibutuhkan pengawasan saat bayi atau balita sedang makan maupun minum. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar anak atau balita mengalami tersedak serta pemahaman dan kemampuan yang trampil saat anak alami tersedak.
Tidak semua kasus tersedak pada bayi maupun balita dapat ditangani secara mandiri di rumah oleh orang tua. Namun jika sudah dalam kondisi gawat darurat maka harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut agar tidak terjadi kematian karena choking atau tersedak.
“Bagaimana pun tersedak ini sangat berbahaya karena jika sudah kehabisan oksigen akan berakibat fatal nantinya,” ucap Hinda.
Hinda memiliki cara sederhana dalam penanganan awal yang dapat dilakukan orang tua jika bayi atau balita mengalami tersedak di rumah. Yang pertama untuk anak bayi dibawah satu tahun hentakkan pada punggung, setelah itu gendong Bayi dengan posisi duduk, buka pakaian bayi.
Setelah itu, tengkurapkan bayi dengan kepala bayi lebih rendah dari kakinya, lalu sangga kepala bayi dan rahang bawahnya menggunakan tangan. “Ini harus hati-hati jangan sampai leher bayi tertekan,” ucap Hinda.
Tepuk punggung bayi sebanyak lima kali tepukan dibagian punggung antara 2 tulang belikat, menggunakan tangan bagian bawah, dengan kekuatan disesuaikan usia bayi. Hentikan jika benda asing sudah keluar dari mulut bayi.
Sedangkan untuk anak usia lebih dari satu tahun hentakkan pada perut pada posisi berdiri serta condongkan badan anak sedikit kedepan serta kita berada dibelakangnya. Lalu buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain menggenggam kepalan tangan tersebut. “Lingkarkan kedua lengan kita ke tubuh balita,” ucap Hinda.
Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh balita, tepat di bawah tulang dada atau diulu hati. Setelah itu, buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat serta kuat untuk membatukkan benda yang menyumbat saluran nafasnya. “Ulangi hingga balita kembali bernafas,” jelas Hinda. (sar humas)