Tips Mengatur Keuangan Dibulan Ramadan Ditengah Pandemik Virus Corona

Surabaya – Dosen program studi (Prodi) S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), M Ghofirin, M.Pd memiliki tips mengatur keuangan selama bulan ramadan ditengah pandemik virus corona.

Lebih dari dua pekan melakukan swakarantina, banyak keluarga yang mulai merasakan jika kondisi cash flow nya mulai berantakan. Banyak masyarakat mengira selama swakarantina atau #dirumahsaja akan bisa berhemat.

Namun kenyataannya pengeluaran mengelami kenaikan yang cukup drastis terlebih saat mulai diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Karena mengeluarkan dana lebih untuk keperluan biaya listrik, biaya internet (kuota), biaya makanan (snack dan camilan), hingga pembelian vitamin. Terlebih kondisi ini, ditambah dengan bulan ramadan jadi pengeluarkan akan berlebih,” ucap Ghofirin, Minggu (26/4).

Kondisi ini diperparah dengan sebagian keluarga mengalami penurunan penghasilan. Baik yang berprofesi sebagai karyawan, terlebih lagi yang berprofesi sebagai wirausahawan. Beberapa perusahaan sudah mulai merumahkan karyawannya, ada juga yang mengambil kebijakan penyesuaian upah.

Ghofirin memiliki tips mengatur keuangan keluarga ditengah pendemik virus corona dan puasa agar kondisi keuangan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pertama evaluasi sumber penghasilan, hal ini dilakukan agar ada penyesuaian anggaran wajib dilakukan. “Dari sini kita bisa melihat apa cash flow bulanan masih aman atau bahkan kita malah mengeluarkan uang lebih selama berkerja di rumah,” ucapnya.

Setelah itu, susun ulang anggaran rumah tangga. Dengan menggunakan rumus Y = C + S + I. dimana Y adalah sumber penghasilan, C adalah komsumsi, S adalah tabungan, dan I adalah investasi.

“Dengan begitu kita bisa alokasikan ke dalam kebutuhan sehari-hari sebesar 50 hingga 60 persen untuk kebutuhan seperti tabungan, sedangkan untuk 20 hingga 30 persen dianggarkan untuk biaya pendidikan dan kesehatan dan kebutuhan investasi sebesar 10 hingga 20 persen,” ucap Ghofirin.

Perbesar alokasi dana darurat, dalam kondisi yang tidak menentu seperti ditengah pandemik virus corona ini sebaiknya ubah fokus tujuan keuangan keluarga dengan menambah saldo dana darurat sebagai cadangan. Alokasi ini bisa ambil dari alokasi tabungan atau dana investasi, dimana dana ini bisa diambil jika dalam kondisi darurat.

Selanjutnya, bedakan keinginan dan kebutuhan dari sini kita bagi lagi menjadi tiga kategori dalam aktivitas belanja. Pertama wajib, ini harus terpenuhi demi keberlangsungan hidup seperti makan dan minum, setelah itu kebutuhan yang bisa disesuaikan tetapi sifatnya tidak mendesak.

“Yang ketiga hindari membeli barang dengan cara berutang ini dilakukan agar keuangan lancar,” ucap Ghofirin.

Setelah itu, istiqomah dalam bersedekah untuk fakir miskin dan anak yatim ini dilakukan untuk investasi akhirat. Selain itu bersedekah juga berfungsi sebagai tolak balak dan musibah. “Terlebih kondisi saat ini memasuki bulan ramadan,” bebernya.

Terakhir, harus memiliki komitmen dalam manajemen keuangan. Hal ini dilakukan agar nbisa mengatur keuangan berjalan dengan baik. “Semua tips atau cara sebelumnya tidak akan berjalan baik tanpa ada komitmen dalam manajemen kuangan dengan baik,” ucap Ghofirin. (sar humas)