Surabaya – Ratusan penonton dari pelajar, santri, mahasiswa, guru, dan dosen mengikuti acara nonton bareng (nobar) film jejak 2 ulama yang diputar di Auditorium lantai 9 Tower Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Kampus B Jemursari Surabaya.
Dalam acara ini dibuka langsung oleh wakil rektor Unusa Prof. Kacung Marijan, Drs., MA., Ph.D menjelaskan film jejak dua ulama bukan sekedar film yang menghibur. Namun film ini banyak sekali tuntunan yang baik untuk masyarakat.
“Terlebih cerita ini menceritakan kedua tokoh agama yang bersahabat yaitu KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan,” ucap Prof Kacung, Rabu 12 Februari 2020.
Prof Kacung memiliki niatan untuk mengajak sekolah dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk sama-sama menonton film bersama. “Ini untuk mempererat hubungan baik seperti kedua tokoh agama ini yang bersahabat,” ucapnya.
Ketua Humas Unusa, Moh. Ghofirin, M.Pd menilai jika Unusa ingin turut andil dalam pergerakan kedua ulama besar yang diceritakan sebagai KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan dengan nobar.
“Dua tokoh ini merupakan tokoh dua organisasi islam terbesar di Indonesia, dengan adanya film ini menjadikan Unusa ingin ikut dalam pergerakan kedua tokoh ini didalam dakwah islam di Indonesia,” ucap Moh Ghofirin.
Dalam film ini bertemakan memahami perbedaan, menjunjung persamaan dimana sebelumnya kedua organisasi islam terbesar seperti Nahdlatul Ulama dan Muammadiyah selalu dibenturkan dengan kepetingan yang lainnya. “Namun saat ini keduanya saling memahami dan menghargai satu sama lain sehingga kedua organisasi ini saling melengkapi dan jalan seirama,” jelasnya.
Dalam film jejak dua ulama ini, Unusa menyediakan tiket sekitar 500 tiket nonton yang akan digelar di Auditorium kampus B Unusa, Rabu 12 Februari 2020. Dalam acara ini, penonton bisa membayar uang infak sebesar Rp 20 ribu.
Unusa membuka acara nobar ini untuk umum dari kalangan pelajar hingga orang dewasa. “Kita sama sama menonton film jejak dua ulama ini dengan karyawan, mahasiswa serta masyarakat umum yang ingin menonton,” jelasnya.
Dengan acara nonton bareng ini, Ghofirin menjelaskan jika dari film ini akan banyak pelajaran berharga bagi masyarakat luas. Sehingga saling memahami serta tidak mengotak ngotakkan masyarakat dengan organisasi keagamaan.
“Semoga usai menonton ini masyarakat akan mendapatkan satu ilmu baru tentang pergerakan kedua tokoh besar Indonesia ini yang memiliki pengaruh besar bagi bangsa Indonesia,” jelasnya. (Humas Unusa)