Bisnis sampingan saat ini sangat marak dilakukan siapa saja. Tidak terkecuali seorang yang berprofesi sebagai guru. Ada banyak alasan mengapa bisnis sampingan ini harus dilakukan. Salah satunya untuk meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan bisa lebih meningkat.
Lalu bagaimana memilih bisnis sampingan agar tidak menganggu pekerjaan tetap, dua dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan pelatihan bagi guru-guru yang ada di SMP Al Islah Surabaya.
Dua dosen Unusa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Riyan Sisiawan Putra dan Ubaidillah Zuhdi melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) di SMP Al Islah Surabaya karena di sekolah tersebut jumlah gurunya cukup banyak yakni 30 orang. Selain juga adanya kedekatan secara lembaga antara Unusa dengan yayasan yang menaungi sekolah tersebut.
Riyan Sisiawan selaku ketua pengmas ini mengaku sengaja memilih profesi guru sebagai sasaran karena ternyata banyak guru yang masih menggantungkan diri kepada gaji yang diterimanya setiap bulan. Padahal, semua orang tahu, gaji guru terutama honorer tidaklah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan bisnis sampingan ini, kata Riyan bisa menambah penghasilan guru sehingga kesejahteraan bisa lebih meningkat. Dengan kesejahteraan yang meningkat, maka guru tidak akan melakukan hal-hal negatif untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
“Tapi, ternyata tidak semua guru memiliki motivasi untuk berbisnis. Sehingga ini perlu ditumbuhkan. Karena dengan guru memiliki bisnis ada banyak dampak yang ditimbulkan,yang utama selain penghasilan bertambah, dia bisa menularkan bakat bisnisnya itu kepada siswanya,” ujar Riyan.
Pengmas yang dilakukan Mei hingga Agustus 2019 itu terdiri dari tiga tahapan. Pertama survei lokasi dan perumusan masalah. Setelahnya pembuatan proposal dan ketiga pelaksanaan kegiatan serta pelaporan hasil kegiatan.
“Dari survei yang kami lakukan, ternyata banyak guru yang hanya menggantungkan penghasilannya dari mengajar. Bahkan untuk bisa mendapatkan tambahan, mereka mengajar dari pagi hingga sore,” tukas Riyan.
Karena itu, kata Riyan, dia dan rekannya, Ubaidillah merasa perlu untuk mengajak guru agar memiliki motivasi untuk berbisnis. Selain itu bisa menggali potensi dan ide-ide kreatif untuk dituangkan dalam bisnis nyata.
“Memang butuh bimbingan agar motivasi itu tumbuh. Karena untuk memulai bisnis harus dimulai dari motivasi dari dalam diri,” tandasnya.
Karena, bisnis sampingan ini sejatinya memang tidak mengganggu pekerjaan utama. Dari beberapa literasi, bisnis sampingan ini dilakukan di waktu luang di luar pekerjaan pokok. Ini sebagai sebuah kegiatan yang disukai dan dapat memberikan kepuasan bagi individu. Selain itu bisa memberikan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi diri, terlibat dalam kegiatan yang berarti dan bisa berinteraksi sosial.
Ada seorang ahli lagi yakni Thomas W. Zimmerer mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Entrepreneur adalah mereka yang berani mewujudkan ide menjadi kenyataan. Scarborough dan Zimmerer mendefinisikan seorang wirausaha (entrepreneur) yaitu orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Ada banyak factor yang bisa mempengaruhi minat berwirausaha yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat, faktor internal meliputi motivasi, kemampuan, perasaan senang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya.
“Karena dengan wirausaha memberikan peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri, peluang untuk melakukan perubahan, peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya dan memiliki banyak peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin,” jelas Riyan.
Membuka usaha sampingan dengan berbisnis menjadi jalan alternatif yang bisa menguntungkan bagi para guu dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Pentingnya berwirausaha merupakan suatu pemahaman betapa berpengaruhnya penghasilan ekonomi berhubungan dengan kesejahteraan individu.
Karena itu, Riyan dan Ubaidillah mencoba memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan, bagaimana cara untuk merintis/membuka usaha sampingan yang sesuai dengan minat mereka. Pengabdian masyarakat yang akan dilakukan berfokus mengenai cara memilih bisnis yang tepat.
Karena dari analisa awal ternyata guru-guru di SMP Al Islah itu kurang memiliki pemahaman tentang bisnis sampingan yang bisa dilakukan para guru.
Selain itu, kurangnya motivasi untuk berwirausaha padahal para guru itu memiliki ide-ide yang bagus dan bila dikelola dengan baik bisa berjalan dengan baik pula bila dijalankan sebagai bisnis sampingan
“Akhirnya kita kasih sosialisasi dan edukasi agar mereka paham bagaimana bisnis sampingan itu. Bagaimana ide-ide yang mereka miliki bisa diwujudkan dalam bentuk bisnis secara nyata,” tukasnya.
Dari pemaparan, kata Riyan dilanjutkan dengan diskusi-diskusi agar para guru bisa bertanya lebih jauh tentang bisnis sampingan yang bisa dia lakukan. Diskusi dilakuakn agar supaya peserta lebih memahami tentang materi yang sudah disampaikan.
Melalui diskusi, sosialisai tidak hanya sekedar memberikan materi saja akan tetapi dapat sharing pengalaman maupun permasalahan yang sedang dihadapi oleh mitra.
“Dan Alhamdulillah guru-guru ini merespon positif kegiatan yang kami lakukan. Dan dari acara ini mulai tumbuh motivasi untuk memulai berbisnis,” tutur Riyan. (end/rud/humas)