Surabaya – Kebijakan Merdeka Belajar dari Menteri Nadiem Makariem mendapat respon positif dari Pakar Pendidikan Finlandia Allan Schneitz .
Dalam seminar Internasional tentang Pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa ), Kamis (9/1/2020), Allan sebagai pakar pendidikan Finlandia negara dengan sistem pendidikan terbaik nomer 1 di dunia, membagikan konsep Dream School Finlandia untuk pendidikan di Indonesia.
Allan mengatakan bahwa Konsep Pendidikan Dream School di Finlandia diterapkan dengan berbasiskan siswa. Di Finlandia asas pendidikan yang diusung adalah menjadi pembelajar. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya pusat informasi di dalam kelas melainkan siswa menjadi pusat dan guru menjadi pendamping.
Di Finlandia kata Allan bahwa guru menjadi fasilitator dan pengembang karakter siswanya. Guru juga memiliki peran penting dalam penentu kebijakan pendidikan selain pemerintah.
Terkait hal itu, Allan mengatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan yang dirujuk oleh Menteri Nadiem dinilai memiliki kesamaan visi dengan sistem pendidikan di Finlandia.
“Terdapat kesamaan dari kebijakan yang dicanangkan Merdeka Belajar Menteri Nadiem dengan asas pendidikan di Finland, yakni peran guru yang tidak lagi menjadi pusat tetapi menjadi fasilitator siswa dalam pengembangan karakter,” ujar Allan.
Ia pun mengatakan bahwa, kebijakan Menteri Nadiem ini merupakan angin segar dan harapan bagi Pendidikan Indonesia. Ia melihat bahwa ini adalah kebijakan terbaik satu satunya dalam sejarah Indonesia terkait pendidikan.
“Menteri Nadiem memberikan harapan dan satu satunya yang memberikan kesempatan guru menjadi ornamen penting dalam dunia pendidikan,” terang Allan.
Di Finlandia, peran guru sangat penting. Guru terbuka terhadap perubahan dan menjadi penentu kualitas pendidikan. Di Finlandia selain guru berperan penting, kurikulum yang holistik juga ornamen penting lainnya.
Yakni konsep pendidikan yang memberi kesempatan seluas-luasnya bagi anak untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya.
Mengedepankan nilai-nilai baik yang membentuk perilaku dan sikap positif. Finlandia percaya semua anak memiliki keunggulan masing-masing selama diberi kesempatan.
“Anak-anak tepat belajar matematika, bahasa sebagai pengetahuan dasar. Tapi kami lebih mengedapankan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai pada anak-anak,” ujar Allan.
Secara khusus, kata Allan, untuk menghadapi masa depan, ada keterampilan abad 21 yang harus dimiliki anak-anak, yaitu bagaimana menumbuhkan kreativitas, membangun kerja sama dan berkolaborasi, berpikir kritis dan membangun komunikasi.
Allan juga menegaskan bahwa apa yang diupayakan oleh Menteri Nadiem sangatlah tepat untuk diterapkan di Indonesia tetapi tidak akan bisa berjalan jika masyarakat tidak ikut menjadi pelopor perubahannya.
“Tentu setiap perubahan sangat sulit, tetapi Indonesia akan bisa seperti Finlandia jika semua pihak mau ikut bergerak seperti apa yang Menteri Nadiem katakan. Ini tidak bisa dilihat sebagai kebijakan politis saja, tetapi juga sebagai kebijakan sosial yang semua lapisan masyarakat harus 1 visi mendukungnya,” tegas Allan.
Allan mengatakan bahwa kebijakan pendidikan terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini tidak berhenti saat menteri Nadiem nantinya tidak lagi menjabat. Namun kebijakan ini harus terus digunakan karena pada dasarnya kebijakan ini berasaskan memanusiakan manusia dan menjadikan semua orang menjadi pembelajar.
“Ya jangan ganti menteri ganti kebijakan, mau sampai kapan pun jika tiap ganti menteri ganti kebijakan sistem pendidikan tidak akan bisa baik. Sebagai contoh visi ada asas pendidikan di Finlandia tidak pernah berganti sejak 1970. Yang terus disesuaikan adalah kompetensinya. Bukan asas menjadikan setiap insan sebagai pembelajarnya,” tukas Allan. (rud/ding/Humas Unusa)