Surabaya – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memperkuat lobi untuk menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Taiwan. Saat ini FK Unusa sudah kerjasama dengan Taipei Medical University (TMU).
“Alhamdulilah kami difasilitasi Prof M Nuh (Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya/Yarsis) untuk berangkat ke Taiwan dan melakukan serangkaian kunjungan di beberapa perguruan tinggi yang punya FK dan termasuk kunjungan ke rumah sakit,” kata Dr dr Handayani MKes, Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, lantai 2, Tower Unusa, Kampus B, Selasa (10/12).
Menurut Handayani, saat ini FK Unusa sudah bekerjasama dengan TMU. Selain kunjungan ke TMU, Tim FK Unusa juga melakukan kunjungan ke National Taiwan University (NTU) dan Asia University (AU) yang memiliki FK. Juga mengunjungi rumah sakit China Medical University (CMU).
“Baik NTU dan AU punya fakultas kedokteran, jadi kami berharap juga bisa menjalin kerjasama dengan mereka,” kata Handayani yang mengikuti kunjungan delegasi ITS bersama Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA selaku Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS yang juga Ketua Yarsis ke sejumlah perguruan tinggi di Taiwan, sealama 6 hari (26 November-1 Desember 2019).
Kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Taiwan, tentu saja bakal menguntungkan kedua belah pihak. Unusa sendiri sejauh ini sudah mengirim beberapa dosen pengajarnya untuk belajar ke TMU.
“Contohnya dr Herdi yang ambil S3 di TMU. Tahun depan kami bahkan bakal mengirim para mahasiswa semester akhir ke TMU untuk beberapa mata kuliah elektif (pilihan) seperti rehab medik, kegawatdaruratan dan bedah plastik,” ujarnya sembari menyebut mata kuliah bio informatik masih dalam penjajakan.
Dr dr Handayani MKes berharap ke depan Unusa bakal bisa bekerjasama dengan NTU atau AU. Jadi semakin banyak peluang yang bisa diperoleh mahasiswa dan dosen Unusa untuk belajar ke Taiwan.
“Tentu bakal sangat menambah pengalaman buat mahasiswa kita. Mereka bisa belajar dan praktik di rumah sakit bertaraf internasional yang dimiliki universitas-univeritas di Taiwan tersebut,” ujarnya.
Hal itu sangat penting, tambah Handayani, karena persaingan yang dihadapi para dokter lulusan Unusa bukan hanya dokter lulusan perguruan tinggi dalam negeri, tapi juga dokter lulusan luar negeri.
“Agar para calon dokter kita bisa belajar bagaimana profesionalitas para dokter di rumah sakit internasional,” pungkasnya.(hap/Humas Unusa)