Surabaya – “Sabar…, sabar… Tahan dulu talinya! Jangan ditarik dulu!” teriak Nailul Authar SS MPd, wasit lomba tarik tambang Agustusan yang digelar sivitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), di lapangan parkir Kampus B Unusa, Jemursari, Surabaya, Jumat (23/8).
Agar pertandingan berjalan fair, tampaknya wasit memang harus selalu berteriak memberi peringatan kepada kedua tim. Maklum, kedua tim terlihat sangat bersemangat memenangkan lomba sehingga lebih dulu membetot tambang sebelum saatnya. Persoalan lain muncul, karena teriakan wasit ternyata kalah dengan gemuruh para suporter mendukung tim masing-masing.
Begitulah keseruan yang muncul saat seluruh sivitas akademika Unusa –mulai karyawan, dosen, kaprodi hingga para wakil rektor — tumplek blek mengikuti lomba 17 Agustusan. Mereka semua sangat antusias dan sangat kompak mengikuti setiap lomba yang digelar hingga usai pada sore hari.
Menurut Andreas Putro Ragil Santoso, SST MSi, Ketua Pelaksana Dies Natalis Unusa, berbagai lomba digelar pada peringatan kemerdekaan di bulan Agustus. Sekaligus sebagai rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-6 Unusa.
“Tujuan lomba ini untuk mempererat tali silaturahim antarfakultas, karena selama ini kita sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan hari ini adalah waktu yang tepat untuk mempererat silaturahim antarfakultas. Kita jarang kemu antara satu fakultas dengan fakultas lain. Apalagi antara kampus A dan kampus B. Dalam lomba ini kita ketemu bareng, srawung bareng menjadi satu,” katanya.
Ada delapan jenis lomba yang digelar, yakni tarik tambang, gobak sodor, lomba kelereng, estafet tepung, makan biskuit dari dahi, memasukkan paku dalam botol (tim), memindahkan sarung tanpa boleh lepas tangannya (tim), serta make up atau berias dengan mata tertutup. Setiap fakultas mengirimkan satu tim untuk setiap jenis lomba, termasuk tim satpam dan tim rektorat. Setiap tim juga mempersiapkan yel-yel unik dan khas untuk memberi semangat peserta lomba.
“Semangatnya sungguh luar biasa. Semua bersatu, berjuang buat tim masing-masing dan saling suport. Tidak ada tujuan saling meremehkan atau mengalahkan satu dengan yang lain. Semuanya hanya ingin memberi yang terbaik buat Unusa,” kata Wakil Rektor III Unusa Dr Ima Nadatien SKM MKes.
Dr Ima mengaku surprise atas semangat seluruh sivitas akademika Unusa yang berpartisipasi dalam lomba. Baginya, kekompakan mereka dalam mengikuti lomba menjadi gambaran jiwa pejuang dan semangat merah-putih untuk memberikan yang terbaik buat Unusa.
“Iya itu, saya sampai terpesona. Teman-teman ini hebat semua. Demi tim, gak pakai nolak dengan alasan a, b, c, d. Kompak maju semua. Semangat ini bisa menjadi bekal Unusa mewujudkan generasi rahmatan lil alamin, mewujudkan universitas berakreditasi unggul,” katanya. (hap/Humas Unusa)