Surabaya – Khitan kekinian bukan lagi khitan yang menakutkan dan menyakitkan. Khitan bagi anak-anak adalah menyehatkan dan membuat anak-anak tetap ceria. Pesan itulah yang ingin disampaikan dalam kegiatan bakti sosial khitan masal yang digelar Himpunan Mahasiswa (Hima) Fakultas Kedokteran Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya (Unusa).
Baksos bertajuk ‘khitan ceria menjadi individu yang sehat sesuai anjuran Rasulullah’ ini dilaksanakan FK Unusa bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan NU (LKNU), Ikatan Sarjana NU (ISNU) Kota Surabaya, Majelis Wakil Cabang NU (MWC-NU) dan Rumah Sakit Islam (RSI).
Kegiatan digelar di kantor MWC-NU Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, pada Sabtu (6/7/2019). Turut hadir Kapolsesk Tenggilis Mejoyo Surabaya, Kompol Totok Sumaryoto. Sebanyak 10 dokter melaksanakan khitan masal yang diikuti sekitar 36 anak usia 5-13 tahun.
“Sekarang ini sudah banyak metode baru yang digunakan sehingga khitan tidak lagi sakit. Jadi begitu selesai dikhitan, anak-anak sudah langsung bisa main lagi. Tak perlu menunggu lama seperti khitan zaman dulu. Makanya, anak-anak, bapak dan ibu tidak perlu takut ya, begitu siap langsung khitan,” kata Ketua LKNU dr Sukma Sahadewa SH MH MSos MKes, memberi semangat kepada anak-anak maupun orang tua peserta khitan masal.
Dr Sukma pun menjelaskan kepada para orang tua pentingnya khitan bagi kesehatan . Jika belum dikhitan, sisa air kencing tersimpan dalam kulup (ujung penis). Oleh karenanya kulup inilah yang harus dipotong sehingga organ tubuh kembali sehat.
Usai memberi penyuluhan singkat tentang kebersihan pascakhitan, dr Sukma tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada FK Unusa dan berbagai pihak atas dukungan dan kerjasama yang sudah lama terjalin. “Saya berharap kerjasama ini bisa ditingkatkan dan dilaksanakan di 31 kantor MWC-NU. Selain itu, pada Juli/Agustus nantinya akan dibuka klinik sosial di kantor MWC NU Tenggilis Mejoyo ini sebagai kontribusi nyata sosial kesehatan kepada masyarakat,” katanya.
Ketua pelaksana kegiatan, Firdaus Arafany Ady mengatakan kegiatan baksos ini sebagai rangkaian dies natalis ke-6 Unusa. Sekaligus membuka rangkaian acara kegiatan peringatan ultah ke-5 FK Unusa pada tanggal 12 Juli 2019. Target peserta khitan masal adalah anak-anak dari keluarga tak mampu di kawasan Tenggilis Mejoyo, Surabaya
“Kami ingin mengajak adik-adik untuk tidak takut dikhitan, karena penting bagi kesehatan. Agar tidak merasa bosan dan takut saat menunggu giliran dikhitan, mereka diajak main games, pemutaran film kesehatan, dan penyuluhan kebersihan. Banyak hadiah doorprize yang dibagikan agar mereka tetap ceria dan tetap bersemangat,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FK Unusa, Dr. Handayani, M.Kes mengatakan khitan masal yang digagas mahasiswa FK Unusa ini sebagai bagian dari pembelajaran mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar ilmu kedokteran namun juga belajar peduli lingkungan dan pelayanan masyarakat. Saat terjun menjadi dokter, sangat penting untuk bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak.
“ Dokter pinter tapi kalau tidak bisa berkomunikasi, baik dengan pasien maupun keluarga pasien akan sangat menjengkelkan. Karenanya kami ingin menyiapkan mereka menjadi dokter yang professional tapi juga pandai berkomunikasi,” katanya. (hap/Humas Unusa)