Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar workshop ‘Pembuatan media presentasi menuju Pimnas 2019’. Ini sebagai upaya memaksimalkan persiapan 23 program kreativitas mahasiswa (PKM) menghadapi pelaksanaan monitoring evaluasi (Monev) eksternal .
Monev eksternal rencananya akan digelar 16-18 Juli 2019. Monev ini merupakan evaluasi pelaksanaan PKM menuju Pimnas 2019 yang akan dilaksanakan di Univeristas Udayana, Bali.
Workshop Akademi dan Kemahasiswaan (Akamwa) Unusa ini digelar di Kafe Fastron, lantai 3 Tower Unusa, Kampus B, Jemursari, Surabaya, pada Senin (24/6). Ke-23 tim PKM tampak antusias mengikuti workshop yang menghadirkan narasumber dari tim ahli ITS, Dr Ismaini Zain MSi.
“Saat presentasi harus pandai menarik perhatian. Misalnya mulai presentasi dengan mengajukan pertanyaan, agar perhatian langsung tertuju pada kalian. Ini penting karena pada monev, banyaknya peserta tak jarang membuat juri bosan,” kata Dr Ismaini kepada peserta workshop memberi trik dan tips presentasi .
Dosen ITS yang juga berpengalaman sebagai juri Pimnas ini memaparkan beberapa kesalahan yang sering terjadi pada media presentasi. Yakni, slide penuh tulisan dan kemudain dibacakan presenter, tulisan terlalu kecil, menggunakan huruf kapital, menggunakan bold pada seluruh teks, terlalu banyak jenis font, efek suara dan animasi yang berlebihan, warna warni pelangi, backgroup terlalu gelap atau terlalu terang.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor II UNusa drg Umi Hanik M Kes mengatakan workshop ini mempersiapkan mahasiswa yang lolos PKM. Dalam pelaksanaan monev eksternal, mereka harus presentasi. Karenanya dalam workshop ini mereka dilatih presentasi dengan baik, termasuk membuat media presentasi dan cara presentasinya.
“Kami tak tanggung-tangung mendukung mahasiswa. Mereka sangat aktif, sehingga kita pun aktif mendukung mereka. Salah satunya dengan mendatangkan narasumber yang kompeten dalam memberikan wawasan bagaimana presentasi yang baik,” katanya.
Menurut drg Umi sesuai dengan hadist Sayidina Ali yang mengajarkan untuk mendidik anak-anak kita sesuai dengan zamannya, karena mereka akan hidup di masa yang berbeda dengan kita.
“Artinya ilmu yang diberikan sekarang ini belum tentu cocok dengan di masa datang. Tetapi kreativitas yang mereka miliki dan kita ajarkan kepada mahasiswa , pasti akan bermanfaat untuk mereka. Mereka harus kuat menghadpi hari esok yang berbeda dengan sekarang,” katanya. (hap/Humas Unusa)