Surabaya – Survei tingkat kesukaan wortel di kalangan pelajar yang dilakukan lima mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), ternyata banyak di antaranya yang tidak menyukai wortel. Meski semua mengetahui wortel merupakan asupan vitamin A yang penting bagi kesehatan mata.
Untuk membantu anak-anak yang tidak menyukai wortel, mereka pun membuat olahan wortel dalam bentuk puding. Olahan puding wortel P’Carrota sebagai upaya mencegah penyakit mata (miopia) tertuang dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM bidang Kewirausahaan.
PKM P’Carrota yang mereka sajikan sebagai makanan kesehatan olahan bahan alami mencegah miopia ini, berhasil lolos memproleh dana hibah dari kemenristekdikti. Mereka adalah Alfatikh Izzatul Ummah, Della Anindia Kartikasari, Kholifatus Sa’diyah, Triska Ayu Wulandari, dan Siti Rohmawati.
“Kesehatan mata terutama pada anak-anak harus terus dijaga. Terlebih di era digital sekarang ini, kondisi mata makin sering terpapar pada monitor gadget. Untuk menjaga kesehatan mata, asupan vitamin A harus cukup. Salah satunya dengan mengkonsumsi wortel. Namun, tidak semua anak menyukai wortel,” kata Alfatikh Izzatul Ummah, ketua Tim PKM mengemukakan alasannya melakukan survei tersebut.
Dan, lanjut Alfatikh puding menjadi pilihan olahan makanan yang bisa dikonsumsi bersama wortel, karena anak-anak sangat menyukai puding. Cara membuat puding pun sangat mudah. Begitu pula dengan bahan baku yang digunakan mudah didapat.
“Puding Carrota terbuat dari wortel, susu, gula pasir, agar-agar, nutrijel, dan coklat batangan. Agar tidak membosankan bagi anak-anak, kami membuat puding dalam tiga rasa yakni coklat, vanila dan stoberi,” katanya.
Cara membuatnya wortel diblender dan diambil sarinya. Kemudian dicampur dengan semua bahan dan dimasak. Setelah matang kemudian dituangkan dalam cetakan, dan didinginkan.
“Pertama kali puding wortel ini kami kenalkan kepada anak-anak di TK Miftahul Ulum, Warugunung, Surabaya. Alhamdulillah mereka semua suka,” kata Alfatikh.
Puding yang dicetak dalam cup besar dijual Rp 8.000 dan cup kecil Rp 4.000. Sampai saat ini, puding Carrota sudah terjual lebih dari 300 cup.
Menurut AlFatikh, saat ini penjualan puding Carota masih sebatas dalam kota. Ini mengingat puding hanya tahan 2 hari, dan tahan 3-5 hari jika dikulkas.
“Ke depan kami ingin bisa membuat formula puding wortel dalam bentuk serbuk. Dengan begitu bisa dijual menjadi puding siap saji. Dari survei pasar yang kami lakukan peluang pasar puding wortel relatif besar, mengingat produk serupa belum ada di pasaran,” katanya. (hap/Humas Unusa)