Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan bantuan dana pendidikan kepada para mahasiswa yang berpotensi akademik namun terkendala ekonomi setiap tahun. Bantuan pendidikan yang dialokasikan, baik beasiswa maupun Bidikmisi meningkat setiap tahun, seiring penambahan jumlah mahasiswa.
“Tahun ini bantuan dana pendidikan dari Kemenristekdikti yakni Bidikmisi yang diterima mahasiswa Unusa meningkat menjadi 26 mahasiswa, dari tahun lalu sebanyak 22 mahasiswa,” kata Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa, Umdatus Solihah SST MKes.
Menurut Umdatus, peningkatan jumlah Bidikmisi tersebut dengan mempertimbangkan prestasi yang berhasil diraih para mahasiswa Unusa penerima bidikmisi sebelumnya. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan Pemerintah meningkat kepada Unusa dalam mendorong mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi akademiknya.
“Banyak penerima Bidikmisi tahun ini yang mengikuti program kreativitas mahasiswa (PKM) dan lolos seleksi menerima dana hibah Kemenristekdikti. Selain PKM mereka juga banyak yang aktif dan berprestasi secara akademik maupun organisasi,” kata Umdatus.
Selain memberikan bantuan dana pendidikan selama masa perkuliahan, Bidikmisi juga memberikan uang saku kepada mahasiswa sebesar Rp 700 ribu per bulan.
Berbeda dengan Bidikmisi yang diberikan oleh pemerintah, Unusa juga memberikan beberapa beasiswa kepada mahasiswa berpotensi akademik. Yakni, beasiswa penuh, beasiswa tahfidz (mahasiswa penghafal Alquran), dan beasiswa berprestasi dalam bentuk beasiswa apresiasi dan beasiswa unit pengelola zakat (UPZ).
“Kami menyeleksi secara ketat para mahasiswa baru (maba) yang memang pantas menerima Bidikmisi maupun beasiswa penuh. Syaratnya yang berprestasi dan benar-benar membutuhkan bantuan biaya pendidikan selama kuliah. Seleksi ini agar tepat sasaran, karena kami mengemban amanah. Hal ini pula yang membuat Unusa terus dipercaya mengelola Bidikmisi,” paparnya.
Sedangkan beasiswa prestasi diberikan setiap semester kepada mahasiswa yang berprestasi akademik (IPK tinggi) serta berprestasi kemahasiswaan dengan aktif berorganisasi dan kegiatan. Prestasi kemahasiswaan ini dinilai dalam bentuk satuan kredit prestasi.
“Unusa mengakui setiap prestasi yang dibuat mahasiswa baik akademik maupun kemahasiswaan. Pengakuan ini perlu agar mahasiswa senantiasa terpacu melakukan kegiatan positif untuk menambah softskill ,” kata Umdatus.
Sesuai misi Unusa yang ingin mencetak generasi rahmatan lil alamin ini, dalam pembinaan mahasiswa tak cukup mengembangkan prestasi akademik saja namun juga softskill. Mahasiswa dibina dan didorong terus kemampuannya dalam berkomunikasi dan berkolaborasi.
“Hal itu bisa diperoleh jika mahasiswa aktif berorganisasi. Dan dalam berorganisasi akan tumbuh sifat kritis dan karakter inovatif, serta kemampuan leadership dalm hubungan personal. Unusa tak ingin anak didiknya hanya pandai akademik saja namun juga kreatif,” katanya. (hap/Humas Unusa).