Surabaya – Salah satu kegembiraan masyarakat selama Lebaran, bisa menikmati segala jenis makanan sepuasnya. Sayangnya, tak sedikit dari mereka menjadi lupa diri setelah berpuasa sebulan penuh, hingga makan tanpa kontrol.
Gejala tersebut tampak dari meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit yang mengalami ganguan pencernaan pascalebaran setiap tahun. Kondisi itulah yang mendorong Ketua Tim Inovasi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Permadina Kanah Arieska SSi, MSi menciptakan sebuah aplikasi kesehatan untuk membantu masyarakat dalam mengontrol pola makan.
“Tren setelah Puasa dan Lebaran, banyak masyarakat yang kurang bisa mengontrol pola makan. Semuanya dimakan sehingga mengalami shock perut. Efeknya mengundang banyak penyakit, seperti gangguan pencernaan, diare, sembelit, tensi naik, gula darah naik, dan lainnya, ” kata Kanah, panggilan akrabnya.
Aplikasi kesehatan yang diberi label ‘Kalkulator Kesehatan’ sudah bisa di-download di playstore secara gratis. Sesuai dengan tujuannya membantu masyarakat mengontrol pola makan, aplikasi ini mengusung tema ‘Kalkulator Kesehatan, solusi preventif masalah kesehatan Anda’.
“Tagline Kalkulator Kesehatan ini sesuai dengan program studi IKM yang lebih fokus pada preventif atau pencegahan. Aplikasi ini membantu masyarakat dalam mencegah timbulnya penyakit, dan bukan mengobati,” katanya.
Ada tiga panduan utama tentang kesehatan dalam aplikasi ini yakni status gizi, kebutuhan kalori, dan konsumsi air per hari. Penggunaan ketiga standar kesehatan ini karena banyak dipakai atau dicari. Status gizi sebagai tindakan preventif menjaga berat badan, kebutuhan kalori panduan prenventif asupan makanan, dan kebutuhan air per hari dalam tubuh yang berbeda-beda.
“Masyarakat tinggal menghitung di aplikasi kalkulator kesehatan. Hasilnya, bisa langsung melihat kondisi kesehatan tubuhnya setiap saat dalam monitor handphone (HP) yang dibawanya,” katanya.
Untuk men-download di playstore, lanjut Kanah, ketik ‘kalkulator kesehatan toko digital’. Nanti akan muncul gambar bentuk HP bernuansa pink . Jika diklik akan tampil 6 menu utama Kalkulator Kesehatan yakni Status Gizi, Kebutuhan Kalori, Konsumsi Air /Hari, Ebook, Tentang Kami, dan Kontak Kami.
“Pengguna aplikasi tak hanya tahu kondisi kesehatannya, tapi juga diberi saran, bahkan bisa konsultasi melalui kontak wa . Ada pemahaman kesehatan agar pengguna lebih yakin bagaimana solusinya. Jadi aplikasi ini tak hanya pencegahan, sekaligus edukasi kesehatan,” imbuhnya.
Kanah menjelaskan status gizi pada kalkulator kesehatan diterapkan untuk orang dewasa, di mana berdasarkan panduan WHO kriteria orang dewasa umur 20 tahun ke atas. Cek status gizi membutuhkan data berat badan, tinggi badan pengguna. Hasil pengecekan ada tiga kategori kesehatan yakni kurus, normal, dan obesitas (kegemukan).
Kebutuhan kalori membutuhkan data pengguna aplikasi yakni berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis aktivitas yang dilakukan setiap hari. Begitu pula dengan konsumsi air per hari, selain berat badan dan tinggi badan juga data berapa lama beraktivitas, misalnya berapa lama berolah raga.
“Jika si pengguna kurang memahami istilah kesehatan yang digunakan, bisa mencari informasi secara lengkap pada menu EBook,” katanya. (hap/Humas Unusa)