Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) mempersiapkan metode edukasi gizi emotion-demonstrations (emo-demo) modul dua bertema ‘Peningkatan Gizi Balita melalui Perilaku Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA)’. Seiring suksesnya emo-demo modul pertama yang bertema ‘Pemberian ASI Ekslusif dan Ibu Hamil’.
Modul emo-demo merupakan edukasi gizi secara interaktif bagi ibu atau pengasuh bayi dan anak. Melalui permainan edukatif, emo-demo lebih mudah diingat para ibu dan pengasuh karena bersifat learning by doing, yang mampu menyentuh emosi dan psikologis mereka.
Menurut Pratiwi Hariyani Putri SGz MKes, dosen program studi (Prodi) S1 Gizi Unusa, persiapan emo-demo kedua kembali didukung penuh lembaga nirlaba GAIN asal Jenewa, Swiss, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Untuk modul emo-demo bertema PMBA ini, GAIN memberi tantangan (module challenge) kepada mahasiswa Unusa untuk adu konsep. Peserta lomba bisa dalam bentuk kelompok ataupun individu. Masing-masing peserta bisa mengajukan lebih dari satu konsep,” kata Pratiwi yang juga Ketua Pelaksana Emo-Demo Modul Kedua, saat sosialisasi lomba di Kafe Fastron, lantai 3, Tower Unusa Kampus B, Jemursari, Surabaya, pada Kamis (23/5) lalu.
Adu konsep modul emo-demo tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa S1 Gizi, namun juga S1 IKM, S1 Keperawatan, D3 Keperawatan, dan D3 Kebidanan.
Menurut Kaprodi S1 Gizi Unusa, Rizki Nurmalya Kardina SGz MKes, sejak 2017, metode emo-demo pertama sebanyak 12 modul sudah diaplikasikan pada kurikulum di mata kuliah Komunikasi dan Pendidikan Gizi (KPG).
Tema emo-demo modul pertama tentang pemberian ASI eksklusif; ibu hamil harus makan ati, telur, dan ikan (atika) sebagai sumber zat besi; pemberian makanan tambahan setelah 6 bulan; jajanan sehat; hingga manfaat mencuci tangan dengan baik dan benar.
Rizki menjelaskan, alasan mengaplikasi metode emo-demo pada mata kuliah KPG demi capaian pembelajaran. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan edukasi gizi, baik ke individu maupun kelompok masyarakat dengan berbagai media dan cara. Misalnya dengan permainan edukatif dan interaktif yang mampu menggugah emosi ibu maupun pengasuh yang dikenalkan metode emo-demo.
“Dengan mengenalkan metode emo-demo, diharapkan mahasiswa mampu membuat permainan-permainan yang menarik sebagai media edukasi gizi. Hasilnya, dua mahasiswa Unusa berhasil menjadi master of trainer (MOT) metode emo-demo. Para MOT menjadi kader kesehatan dan terjun langsung di tengah masyarakat,” paparnya.
Setelah suskes dengan modul pertama, lanjut Rizki, modul kedua tentang PMBA akan diterapkan jika GAIN sudah menyosialisasikan hasil module challenge dan terpilih 12 modul. “Akan diterapkan di mata kuliah yang sama yaitu KPG, sebagai implementasi program gizi,” katanya.
Sementara itu, menurut Dekan Fakultas Kesehatan Unusa, Prof SP Edijanto, dr SpPK (K), metode emo-demo mampu memperkenalkan gerakan-gerakan yang lebih menyentuh secara emosional bagi ibu, sehingga mudah diingat dan diikuti.
“Sekarang ini metode pengajaran yang lebih efektif adalah dengan learning by doing, dibanding sekadar ceramah satu arah. Dengan banyak permainan, terbangun komunikasi yang interaktif dan tidak membosankan,” katanya. (hap/Humas Unusa)