Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar peringatan Nuzulul Quran 1440 H. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin tiap tahun, tepatnya pada 17 Ramadhan. Dan, tahun ini mengusung tema ‘Generasi Quran, Generasi Rahmatan lil Alamin.’ dengan pembicara KH Ma’ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center PWNU Jatim.
Kegiatan yang dilaksanakan di lantai basement tower Unusa Kampus B, Jemursari Surabaya, Rabu (22/5) ini dihadiri seluruh karyawan, sivitas akademik, dan mahasiswa Unusa. Tampak juga yang hadir perwakilan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), perwakilan PWNU, Muslimat, dan anak-anak yatim piatu dari Yayasan Al Hasan, Karah Surabaya.
“Nuzulul Quran merupakan salah salah satu momentum yang luar biasa dalam sejarah Islam, bahwa Alquran diturunkan di bulan Ramadan (Al Baqarah 185). Kita sebagai generasi penerus tidak boleh melupakannya. Acara ini sebagai salah satu cara instrospeksi diri apakah saat ini Alquran masih menghiasi kehidupan kita sehari-hari,” kata M Afwan Romdloni, penanggungjawab kegiatan peringatan Nuzulul Quran.
Afwan yang juga sekretaris Pusat Pengembangan Masyarakat dan Peradaban Islam (PPMPI) Unusa berharap meski kegiatan ini diadakan tiap tahun, jangan dimaknai peringatan Nuzulul Quran ini sebatas rutinitas. “Lebih dari itu kita harus bisa mengambil nilai dan esensi apa aja yang ada dalam sejarah Islam ini. Terutama bisa mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai yang ada di dalam Alquran kepada generasi milenial,” katanya.
Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng sangat mengapreasi acara tersebut. Ia mengajak seluruh yang hadir untuk menyatukan niat dalam membentuk generasi Quran, generasi yang rahmatan lil alamin.
Dalam kesempatan tersebut, rektor mengatakan kegiatan ini sebagai rangkaian kegiatan dies natalis Unusa ke-6. “Nanti juga dimeriahkan penampilan penyanyi gambus Nissa Sabyan pada 30 Juni di gedung DBLm,” ujar Prof Achmad Jazidie.
Sementara itu dalam ceramahnya KH Ma’ruf Khozin menceritakan bagaimana Rasulullah SAW mengirimkan doa laknat pembunuh para sahabatnya, hingga Allah menyuruh menghentikan doa tersebut. “Hai Muhammad, hentikan doa laknatmu, hingga Allah membereskan mereka atau Allah menerima taubat mereka,” katanya.
Sejak itu, lanjut KH Ma’ruf, jika Rasullulah ditanya para sahabat mengapa menghentikan doa laknat, Rasulullah akan menjawab “Aku diutus menjadi nabi yang rahmatan lil alamin, menebarkan kasih sayang ke seluruh semesta alam.”
KH Ma’ruf mengatakan tagline Unusa yang melahirkan generasi rahmatan lil alamin ini sangat sesuai dengan ajaran Rasulullah. “Rahmatan lil alamin ada dalam jiwa Rasulullah yang diteruskan kepada para sahabat secara turun temurun hingga kepada para pendiri NU. Saya berharap lulusan Unusa yang rahmatan lil alamin bisa mengimplementasikan secara jelas dalam setiap tindakan,” katanya. (hap/Humas Unusa).