Surabaya – Prosedur ekspor dan impor barang dalam perdagangan antar negara harus melalui banyak tahapan agar barang sampai ke tujuan secara legal. Mulai penyiapan dokumen, pengiriman (shipping), pembayaran, asuransi, logistik, hingga penerimaan barang.
Untuk mengenal lebih mendalam terkait hal tersebut Mahasiswa prodi S1 Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berkunjung ke Terminal Petikemas Surabaya (TPS) , Tanjung Perak, Surabaya, Selasa (14/5). Kunjungan tersebut sebagai bagian dari materi mata kuliah Bisnis Internasional.
“Garda terdepan perdagangan internasional adalah shipping. Pengiriman ini adanya di terminal pelabuhan, di mana terminal petikemas tersebut merupakan areal keluar masuknya kontainer,” kata Niken Savitri Primasari, SE., MM, Dosen Akuntansi Unusa tentang alasan kunjungan ke lokasi TPS.
Terlebih sekarang, di TPS sudah menerapkan digitalisasi sehingga semua sistem sudah secara online. “Ini juga memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang teori disruption yang akan terjadi di era revolusi 4.0 ini sudah terjadi, contoh nyata ya di TPS ini,” kata Niken yang mengawal kunjungan mahasiswa.
Mereka juga memperoleh penjelasan jika kontainer tipe berbeda memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda pula. Begitu pula dengan dokumentasi yang harus disiapkan, meski lebih mudah dengan sistem online tapi kecepatan, ketepatan, dan kelengkapan harus terjaga, karena menjadi lebih transparan.
“Sekarang mahasiswa juga harus memahami, jika masuk dalam bisnis internasional, mereka harus siap bekerja 24 jam. Seperti di TPS yang sudah berstandar internasional tersebut jam operasionalnya tidak pernah tutup, karena harus secara profesional melayani setiap kapal yang datang sewaktu-waktu,” papar Niken.
Banyak wawasan dan pengetahuan yang diperoleh di TPS, sangat dirasakan Rizal, ketua angkatan 2018 mahasiswa Akuntansi Unusa. Penerapan sistem informasi di TPS merupakan hal baru terkait logistik.
“Dengan digitalisasi perkembangan logistik industri sangat pesat. Ini terlihat dari kinerja TPS yang terus menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun,” katanya.
Pelabuhan internasional menerapkan sertifikasi keamanan agar memberi jaminan bagi pengiriman barang. “Ombak laut di pelabuhan Tanjang Perak lebih tenang, sehingga tidak sedikit eksportir maupun importir yang lebih memilih kirim barang lewat Tanjung Perak ketimbang Tanjung Priok. Toh layanan di Tanjung Perak sudah standar internasional, dan tidak semacet di Tanjung Priok,” katanya. (hap/Humas Unusa)