Surabaya – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menerima kunjungan LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Rabu (15/5). Kunjungan ini menjajaki kerja sama antara dua perguruan tinggi NU dalam pelaksanaan program kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa.
“Lokasi KKN Unusa dan Unusida berada dalam satu wilayah yang sama yakni di kawasan Kabupaten Sidoarjo. Berawal dari kesamaan lokasi dan sama-sama Universitas NU itulah akan dilaksanakan sinergi KKN. Dari sinergi tersebut banyak hal yang akan bisa dikerjakan bersama,” kata Mohammad Ghofirin SPd, MPd, Ketua LPPM Bidang 3 Pengabdian Masyarakat Unusa saat menerima tim LPPM Unusida di lantai 4 Tower Unusa Kampus B, Jemursari Surabaya.
Tahun ini Unusa akan memberangkatkan sekitar 624 mahasiswa KKN yang tersebar di 15 desa di kecamatan Jabon, Sidoarjo. Pelaksanaan KKN Unusa tahun ini masih mengusung tema pembelajaran, pemberdayaan, pesantren masyarakat (P3M).
Ghofirin mengatakan ada 4 program yang dijalankan yakni bidang perekonomian, kesehatan, pendidikan literasi, dan lingkungan/teknik. “Konsep sinergi dua UNU ini membangun kerjasama dan komunikasi kampus keluarga besar NU, sehingga secara umum bisa memberi kontribusi positif dan membesarkan bersama Kabupaten Sidoarjo. Ke depan tidak menutup kemungkinan akan melaksanakan KKN di lokasi yang sama,” katanya.
Sementara itu Ketua LPPM Unusida Rizki Amalia Putri, S.Sos.I., MM mengatakan kunjungannya tersebut sebagai tindaklanjuti amanah dan keinginan pimpinan kedua UNU melakukan kerjasama pelaksanaan program KKN.
“Tahun ini pelaksanaan KKN pada Juli-Agustus 2019. Karena waktu KKN tahun ini sudah mepet, pelaksanaan kerjasama baru bisa dilaksanakan tahun depan. Untuk persiapan itulah sekarang kami menjalin komunikasi terlebih dulu,” katanya.
Konsep program KKN Unusida meliputi bidang kewirausahaan dan kesejahteraan, dengan tema Unusida berdaya, berkhidmat dan berkarya. Program KKN yang diikuti sekitar 300 mahasiswa dilaksanakan di kawasan pesisir kecamatan Sedati.
“Program kami menggali potensi yang ada di kawasan tersebut mulai wisata pesisir dan kuliner. Implementasinya dengan membentuk peta kuliner, peta wisata pesisir seperti kuliner bandeng, membangun spot wisata berfoto di tambak mangrove, wisata religi,” katanya. (hap/Humas Unusa)