Surabaya – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura melakukan studi banding ke Prodi D4 Analis Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Selasa (30/4/2019). Studi banding tersebut sebagai persiapan mereka menghadapi akreditasi.
“Program studi kami D3 analis, dimana ada ketentuan untuk wajib akreditasi. Karenanya kami merasa perlu studi banding ke Unusa yang sudah terakreditasi. Mau tanya-tanya, bagaimana strateginya agar bisa lolos,” kata Ulva Noviana S.Kep, Ners M.Kep, Waka 1 STIKES Ngudia Husada Madura dalam pertemuan para dosen kedua pihak di Kafé Fastron lantai 3 Tower Unusa Kampus B.
Riyadatus Riyadatus Solihah S.Farm Apt MSi, Kaprodi D3 Analis Ngudia Husada Madura menambahkan, pihaknya ingin belajar banyak tentang SOP laboratorium (alur penggunaan dan peminjaman alat-alat, bahan-bahan), kurikulum, hingga kemahasiswaan.
“Kami juga mengetahui PKM (program kreativitas mahasiswa) Unusa banyak yang lolos mendapatkan dana hibah Kemenristekdikti. Nah, kami juga ingin tanya bagaimana resepnya, agar mahasiswa kami juga bisa seperti itu,” katanya.
Menanggapi hal tersebut Wakil Dekan FKes Unusa, Firdaus S.Kep M.Kes yang didampingi Kaprodi D4 Analis Kesehatan Unusa Thomas Sumarsono SSi MSi mengucapkan selamat datang dan berterima kasih atas kepercayaan STIKES Ngudia Husada Madura kepada Unusa untuk melakukan studi banding.
Firdaus mengatakan setidaknya ada 7 standar yang diperhatikan yakni kepemimpinan, kemahasiswaan, penjaminan mutu, sumber daya manusia (SDM), kurikulum, sarana dan prasana, serta penelitian dan pengembangan.
“Saat ini kami mengelola 5 laboratorium yang ada di FKes yang memiliki 4 prodi yakni D4 Analis Kesehatan, S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, S1 Gizi dan D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang baru berumur 2 tahun. Untuk pengelolaan lab tersebut kami menjalankan gugus kendali mutu,” kata Firdaus.
Saat ini, lanjut Firdaus, Unusa sedang mempersiapkan pengembangan jejaring laboratorium sebagai pusat penelitian (riset center). Laboratorium baru ini nantinya sebagai pusat penelitian para dosen yang menjadi aset kewirausahaan laboratorium. (hap/Humas Unusa)