Surabaya – Ada yang istimewa di ruang sekretariat Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) FK lantai 2 Unusa Tower Kampus B, Rabu (24/4/2019). KEPK Unusa menerima kunjungan Dr. Triono Soendoro, Ph.D, Ketua Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional (KEPPKN).
Kunjungan tersebut di sela pelatihan Good Clinical Practice (GCP) yang digelar KEPK Unusa di Best Western Papilio Hotel Surabaya. Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari (22-24 April 2019) diikuti puluhan dosen dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Dr Triono bagi peserta yang sudah pernah mengikuti pelatihan tersebut diarahkan untuk melakukan renewal certification by online. Cara ini bertujuan agar seluruh peserta tetap bisa mendapat kesempatan untuk memperbarui materi yang disesuaikan dengan peraturan terbaru. Sehingga peserta dari pelosok Indonesia tak perlu datang dari jauh-jauh ke Surabaya, namun bisa akses secara online.
Oleh karenanya ia menyempatkan diri mengunjungi sekretariat KEPK Unusa. Ia diterima langsung Wakil Rektor 2 Bidang Sumber Daya dan Keuangan Unusa drg Umi Hanik M. Kes, didampingi Dekan FK Unusa DR Handayani dan Ketua KEPK Unusa dr Danny Irawan SpPD.
“Saya salut pada Unusa. Untuk kemajuan KEPK ini, semua unsur kampus ikut mendukung, mulai wakil rektor dan dekan memberi perhatian penuh. KEPK Unusa termasuk yang paling siap di Jatim bahkan skala nasional,” kata Dr Triono.
Menurutnya KEPK Unusa sudah siap melakukan sistem penilaian secara online. Baik dari SDM maupun sarana prasarana. Terlebih keberadaan RSI Surabaya yang satu komplek dengan Unusa memberi kemudahan dan kecepatan dalam proses penelitian dan penilaian.
Ketua KEPK Unusa, dr Danny Irawan SpPD membenarkan Ketua KEPPKN yang meluangkan waktu berkunjung ke ruang sekretariat KEPK Unusa disela pelatihan GCP.
“Sekedar silaturahmi. Sekaligus ke depan, harapannya KEPK Unusa bisa bergabung dalam sistem SIM-EPK, yaitu sistem penilaian etik penelitian secara online Nasional. Dengan begitu diharapkan sistem penilaian protokol di KEPK Unusa menjadi lebih baku sesuai standar nasional, lebih terintegrasi. Sekaligus bisa meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan KEPK-KEPK dari institusi lain di Indonesia,” katanya.
Dr Danny menjelaskan KEPK Unusa sejak akhir 2018 sudah menerapkan sistem penilaian melalui media elektronik (surel). “Dan, sampai bulan ini sudah ada beberapa puluh proposal yang kami telaah dengan sistem tersebut,” katanya.
Dengan adanya SIM-EPK ini tentunya akan membutuhkan beberapa perbaikan dan penyesuaian. Dan hal tersebut juga sudah dibicarakan dengan Ketua KEPPKN. “Insya Allah dalam waktu dekat kami optimis akan dapat bergabung dalam sistem nasional tersebut,” kata dr Danny. (hap/Humas Unusa)