Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bekerja sama dengan International Council for Small Business (ICSB) Indonesia mengembangkan santripreneur. Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan usai kuliah umum di ruang Auditorium lantai 9 Tower Unusa Kampus B, Surabaya pada Kamis (18/4/2019).
Kuliah umum menghadirkan pemateri Chairman of Internastional Council for Small Business (ICSB) Indonesia, Hermawan Kartajaya yang juga President of Asia Council for Small Business (ACSB) yang mengusung tema ‘Mencetak Wirausaha Muda di Kalangan Santri & Mahasiswa’.
Tampak hadir para undangan Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak, Plt. Sekretaris Kementerian KUKM Prof Dr Rully Indrawan M Si, Ketua Yayasan Yarsis sekaligus Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA, Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, Bupati Malang Sutiaji Walikota Malang, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng, ICSB Koordinator Wilayah Jatim Achmad Mufid Wahyudi Dipl Adv BA CPBC, Vice President Academic ICSB Indonesia Samsul Hadi, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim Mas Purnomo Hadi MM, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha, Ust. Yusuf Daud, Muhammad Zakki serta tuan rumah Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng.
Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan nota kesepamahan (MoU) antara Pemprov Jatim , Unusa, ITS dan ICSB Jatim tentang pendampingan UMKM melalui program one pesantren one product.
Dan penandatanganan MoU antara Pemprov Jatim dengan Unusa tentang pengembangan kualitas SDM di Jatim melalui peningkatan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonnomi dan teknologi informasi.
Kerja sama ini untuk memetakan potensi ekonomi pesantren di Jawa Timur (Jatim) bagi pengembangan program unggulan pemprov Jatim one pesantren one product.
“Ada banyak pesantren yang akan dipetakan dan dari pemetaan itu intervensi apa yang sekiranya dibutuhkan pemerintah. Kami berharap ICSB dan UNUSA akan bisa membantu memetakan potensi-potensi itu. Dan, kami akan mengawalnya,” ujar Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak.
Emil menyebutkan, di Jatim ada sekitar 6.000 pesantren serta sejumlah kampus dan pelaku dunia usaha. Angka tersebut merupakan sebuah potensi yang cukup besar apabila mereka bisa berkolaborasi membangun ekonomi di lingkungan pesantren. Sementara, pemerintah akan bisa bertindak sebagai konsolidator. (hap/Humas Unusa)