Surabaya – Sebanyak 23 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dalam bentuk dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Jumlah itu meningkat lebih dari 300 persen dibanding tahun lalu yang hanya meloloskan 7 tim PKM.
Wakil Rektor I Unusa Prof Dr Kacung Marijan MA mengatakan Unusa terus berbenah diri dalam kancah kompetisi nasional. Mesk masih terbilang muda, Unusa ingin menjadi prototipe universitas NU di Indonesia. Oleh karenanya semua civitas akademika baik mahasiswa, dosen, maupun alumni terus meningkatkan kualitas, sebagai upaya meletakkan pondasi yang kokoh.
“Tahun ini PKM Unusa yang lolos, naik lebih dari 300 persen dibanding tahun lalu sebanyak 7 PKM. Jumlah tersebut merupakan terbesar ke-2 yang lolos ditingkat PTS se-Jatim,” kata Prof Kacung.
PKM merupakan wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti. Tujuannya memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan bagi masyarakat luas.
Sesuai ketentuan Kemenristekdikti, Unusa masuk dalam kategori kampus kluster 3. PKM kluster 3 mendapatkan kuota 175 tim PKM, meliputi 5 bidang; Kewirausahaan, Pengabdian Masyarakat, Penelitian (eksak dan sosial humaniora), Karsa Cipta, dan Penerapan Teknologi (PKMT).
“Dari 23 tim PKM yang lolos, terbanyak bidang kewirausahaan. Ini karena Unusa punya mata kuliah dasar umum kewirausahaan. Secara eksplisit, salah satu misi Unusa adalah mendorong kewirausahaan,” kata Direktur Akademis dan Kemahasiswaan Unusa, Umdatus Saleha, di Kampus Unusa, Sabtu (13/4).
Dana hibah yang diberikan kepada para mahasiswa Unusa mencapai Rp 130 juta. Nilainya bervariasi antara Rp 5-12,5 juta, tergantung bentuk pengembangan masing-masing PKM.
Setiap PKM masing-masing terdiri dari 3-5 mahasiswa, sehingga total berjumlah 93 mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PKM tahun ini.
Umdatus mengungkapkan, persiapan mahasiswa yang mengikuti seleksi PKM sudah dilakukan sejak setahun lalu. Pihak kampus memberi dukungan penuh kepada mahasiswa dengan memberikan pembekalan, seminar, workshop cara penulisan karya ilmiah, hingga mengundang para pakar untuk menularkan ilmu mereka kepada peserta PKM.
“Sejak April 2018, pembekalan dilanjutkan dengan klinik konsultasi dengan para dosen luar yang memiliki viewer tingkat nasional, juga dari Kemenristekdikti. Ini untuk mematangkan proposal mahasiswa sebelum diunggah ke Simbelmawa,” kata Umdatus.
Bagi mahasiswa yang tidak lolos seleksi, pihak kampus tetap memberikan penghargaan kredit prestasi. Sebab PKM termasuk dalam kegiatan nonkuliah.
“Minat mahasiswa Unusa sangat tinggi. Proposal PKM yang masuk mencapai 300 judul. Namun karena kuota dari Kementerian hanya 175, ya kami menyesuaikan dengan mengajukan 175 judul PKM. Alhamdulillah yang lolos ada 23,” kata Umdatus.
Umdatus mengaku senang karena jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa terus meningkat. Menunjukkan kalangan mahasiswa Unusa makin kreatif dan memilik inovasi tinggi. Apalagi merupakan dasar pembekalan softskill mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.
Menurutnya, kegiatan PKM sangat membantu mahasiswa berpikir kritis melalui kegiatan ilmiah, melatih mahasiswa untuk berkolaborasi, serta melatih kemampuan berkomunikasi.
Salah satu peserta PKM yang mengusung tema “Cookies Anti Diabet” , Kholifatul Kamilah mengaku senang bisa mengikuti PKM dan lolos hibah dikti. Mahasiswa semester 8 Fakultas Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan ini merasa bangga bisa menjadi salah satu mahasiswi yang mengharumkan nama kampus Unusa.
“Ini kedua kalinya mengikuti PKM. Awalnya diajak kakak kelas untuk menjadi PKM penelitian. Kemudian tahun ini ingin mengembangkan jiwa wirausaha dari keluarga dengan mengikuti PKM kewirausahaan. Sekaligus mengajak adik kelas dari satu sekolah untuk berbisnis bareng dengan menciptakan produk yang berkhasiat bagi kesehatan,” kata Kamila. (hap/Humas Unusa)