Surabaya – Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menghadirkan cemilan inovatif Cokelat Tempe. Inovasi ini dibuat karena dua jenis makanan tersebut banyak disukai seluruh lapisan masyarakat.
“Kami ditantang Pembina Koperasi Mahasiswa Unusa untuk menyatukan dua bahan yang berbeda rasa. Kami memilih membuat makanan berbahan dasar tempe dan cokelat,” kata salah satu anggota Kopma Unusa Ita Safitri di sela Gelar Produk di Unusa, Selasa 26 Februari 2019.
Beberapa jenis makanan yang dibuat meliputi keripik Cokelat Tempe, Bola Lumpur, dan Nuget Cokelat. Namun Cokelat Tempe yang paling banyak mendapat respon lantaran dianggap bisa mengubah mood.
Ita bersama tiga rekannya, yang terdiri atas mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Berliana Yunarti Setiawan, Hakiroh Juwadelia, dan Adhelia Krisna mengaku cukup bingung.
Sebab tidak mudah menyatukan dua jenis makanan yang berbeda ini. Di mana cokelat identik dengan makanan manis, sedangkan tempe cenderung asin.
“Setelah saya membuat dan mengujicobakan ke teman-teman, banyak respons positif. Ada beberapa masukan langsung saya perbaiki. Jadilah makanan seperti yang saya ciptakan ini,” katanya.
Cara membuatnya cukup mudah. Tempe, lanjut Ita, diiris tipis –tipis kemudian digoreng sampai kering lalu ditiriskan. Untuk mendinginkannya tidak perlu dikipas agar tempe tidak lemas. Setelah kering, tempe dicelupkan ke cokelat cair.
Sebab tidak mudah menyatukan dua jenis makanan yang berbeda ini. Di mana cokelat identik dengan makanan manis, sedangkan tempe cenderung asin.
“Setelah saya membuat dan mengujicobakan ke teman-teman, banyak respon positif. Ada beberapa masukan langsung saya perbaiki. Jadilah makanan seperti yang saya ciptakan ini,” katanya.
Cara membuatnya cukup mudah. Tempe, lanjut Ita, diiris tipis –tipis kemudian digoreng sampai kering lalu ditiriskan. Untuk mendinginkannya tidak perlu dikipas agar tempe tidak lemas. Setelah kering, tempe dicelupkan ke cokelat cair.
Sebab tidak mudah menyatukan dua jenis makanan yang berbeda ini. Di mana cokelat identik dengan makanan manis, sedangkan tempe cenderung asin.
“Setelah saya membuat dan mengujicobakan ke teman-teman, banyak respon positif. Ada beberapa masukan langsung saya perbaiki. Jadilah makanan seperti yang saya ciptakan ini,” katanya.
Cara membuatnya cukup mudah. Tempe, lanjut Ita, diiris tipis –tipis kemudian digoreng sampai kering lalu ditiriskan. Untuk mendinginkannya tidak perlu dikipas agar tempe tidak lemas. Setelah kering, tempe dicelupkan ke cokelat cair.
“Cokelat Tempe ini seperti keripik. Setelah dicelupkan ke cokelat tinggal menunggu pengeringan, dan langsung di-packing (dibungkus),” lanjut Ita.
Diterangkan harga per paketnya dipatok hanya Rp 5 ribu, yang berisi enam sampai tujuh keripik. Dia berharap inovasi ini dapat dinikmati mahasiswa dan seluruh masyarakat. Karena cemilan ini masih tergolong murah dan dapat dikonsumsi oleh semua usia.
“Saya menjualnya di Kopma dan melalui online. Dalam satu bulan ini sudah cukup baik penjualannya,” katanya. Dalam satu bulan ini sudah laku sekitar 20 bungkus atau omzetnya baru Rp 100 ribu per bulan.
Inovasi ini, lanjut Ita, masih membutuhkan beberapa metode baru karena makanan ini hanya bertahan tiga hari. Ke depan dia akan bereksperimen agar Cokelat Tempe bisa bertahan minimal hingga satu bulan.
Sementara itu, Pembina Kopma Unusa M. Ghofirin menyampaikan pihak kampus selalu mendorong mahasiswa agar selalu berinovasi serta membangun jiwa kewirausahaan mahasiswa.
“Kami sudah bina anggota Kopma mulai dari mengubah mindset (pola pikir) untuk selalu menggagas ide bisnis,” katanya. (Humas Unusa)