Surabaya :
Di tengah konvergensi media, revolusi industri 4.0 tak terhindarkan lagi. Sumber daya manusia dalam dunia pendidikan maupun industri dituntut untuk bisa berfikir kreatif dan inovatif. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya menyadari hal ini sebagai salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi. Dengan itu Unusa gelar kuliah pakar “Kegiatan Kemahasiswaan di Era Revolusi 4.0” sebagai pembekalan kepada generasi muda untuk menghadapi revolusi industri.
Acara yang dilaksanakan pada kamis (27/12) ini, menghadirkan Dr. Didin Wahidin, M.Pd sebagia pemateri. Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti ini memang sejak masa kuliah sudah tidak asing lagi dengan dunia organisasi. Pengalaman organisasinya dimulai sejak diberada dibangku kuliah dengan aktif berorganisasi di Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) di Univesitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 1983. Setelah lulus dari S1, beliau melanjutkan studi magister di kampus yang sama (selesai tahun 1993), hingga program doktoral ditempuh di kampus pendidikan yang berada di Bandung tersebut (selesai tahun 2001).
Selain aktif dalam dunia pendidikan, beliau juga aktif dalam bidang Agama dan kemasyarakatan. lahir dalam lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), membuat beliau tidak luput akan pengabdian kemasyarakatan dengan ikut serta aktif di dalam organisasi masyarakat tersebut. Melihat kiprahnya di dunia organisasi, tidak salah jika ia didapuk mejadi pemateri kuliah pakar “Kegiatan Kemahasiswaan di Era Revolusi 4.0” Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Ditemui pada kesempatan lain, Umdatus Soleha, M. Kes selaku ketua bidang kemahasiswaan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya menjelaskan bahwa untuk menjadi generasi yang kreatif di era revolusi 4.0 ini, mahasiswa perlu banyak mendapatkan pembekalan. “Kuliah pakar ini salah satu pembekalan bagi generasi muda untuk menghadapi era digitalisasi atau yang sering kita sebut dengan revolusi 4.0,” katanya menuturkan. Tentunya hal ini tidak luput dari peran aktif Lembaga pendidikan dalam mewujudkan generasi yang sedar dan siap menghadapi revolusi industri 4.0. (Humas unusa, 27 Desember 2018)