Surabaya – Literasi saat ini merupakan istilah yang familiar bagi banyak orang. Akan tetapi tidak banyak yang memahami makna dan definisinya secara jelas. Literasi pada hakikatnya merupakan sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus ditafsirkan dan didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Melihat pentingnya literasi bagi masyarakat, khsususnya bagi anak-anak, dua dosen Porgram Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pengenalan mini comic strips sebagai media penunjang literasi mandiri.
Novi Rahmania Aquariza, S.Pd.I, M.Pd. dan Tatik Muflihah, M.Pd. langsung terjun ke lokasi dimana perlu adanya pemahaman secara mendasar terkait literasi. Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Novi Rahmania Aquariza mengungkapkan bahwa literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis.
“Tidak hanya literasi dalam bahasa Indonesia yang dianggap penting, literasi dalam bahasa Inggris pun tak kalah pentingnya untuk dipahami,” tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Senin (29/10).
Novi Rahmania menambahkan, Pemahaman pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional perlu diinternalisasi dalam masyarakat melalui pendekatan dari pendidik maupun dari orang tua di rumah. Masyarakat hendaknya menyadari bahwa bahasa Inggris sudah selayaknya menjadi bahasa kedua yang banyak dikuasai dan digunakan.
“Demi mewujudkan kesadaran masyarakat tersebut, maka perlu adanya sebuah program untuk membudayakan pengajaran bahasa Inggris di tengah-tengah masyarakat. Kami mengambil judul dalam Pengabdian kepada masyarakat ini adalah Pengenalan Mini Comic Strips Sebagai Media Penunjang Kegiatan Literasi Mandiri,” tambahnya.
Tatik Muflihah mengungkapkan, sebanyak 50 siswa Sekolah Dasar Islam Al-Khoiriyyah Wonorejo Surabaya terlihat semangat dan antusiasnya luar biasa, bahkan hingga meminta waktu lebih panjang dari yang direncanakan. Proses pengenalan media dapat berjalan efisien dan efektif mereka menjadi terfokuskan dengan materi yang disampaikan.
“Para siswa juga menyukai tanya jawab interaktif dengan narasumber. Ketika para siswa mulai merasa jenuh, narasumber dapat mencairkan suasana dengan ice breaking sehingga mampu menambah minat para siswa sehingga proses pengenalan media Mini Comic Strips dapat berlangsung dengan baik dan lebih lama tanpa rasa keterpaksaan,” ungkapnya.
Perempuan yang juga sebagai sekretaris Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris menambahkan, Sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk mengadakan pendekatan terhadap masyarakat dalam rangka membudayakan pengajaran bahasa Inggris. Salah satu sekolah yang memiiki visi peduli terhadap pemberdayaan masyarakat adalah Sekolah Dasar Islam Al-Khoiriyyah. Sekolah ini terletak di jalan Wonorejo Surabaya.
“Terlebih Sejalan dengan visinya, salah satu misi dari sekolah ini adalah mendidik siswanya untuk berpikir dan bersikap mandiri, kritis, terampil, peduli terhadap lingkungan sosial, lingkungan alam serta berpikir global. Oleh sebab itu, sekolah ini merupakan tempat yang tepat untuk membudayakan pengajaran bahasa inggris dalam sebuah bentuk pengabdian masyarakat. Hal ini juga sebagai salah satu bentuk kontribusi Unusa khususnya S1 Pendidikan Bahasa Inggris di masyarakat sekitar,” pungkas perempuan kelahiran Gresik ini. (Humas Unusa)