Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengajak ratusan Guru Bimbingan Konseling yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Kota Surabaya memahami konsep konselingnya manusia bagi guru bimbingan konseling. Terlebih saat ini memasuki abad 21, hal ini mengakibatkan generasi yang tumbuh dan berkembang saat ini dibesarkan dalam dominasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut sebagai internet atau next generation. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap internet menyebabkan mereka lebih menggunakan internet sebagai sumber informasi dibandingkan perpustakaan. Selain itu, dalam kegiatan ini, seluruh guru BK diajarkan bagaimana mengetahui kecerdasan peserta didik khususnya dalam proses bimbang konseling.
Munif Chatib penulis buku Sekolahnya Manusia yang juga sebagai pemateri mengungkapkan, sebagai seorang guru BK harus mengetahui berbagai kecerdasan peserta didik, karena tidak semua peserta didik pintar di bidang yang sama. Ketika bersekolah, orang yang sering dipanggil cerdas adalah siswa yang bisa mengerjakan soal matematika atau mata pelajaran yang mengedepankan berhitung.
“Ilmu psikologi pengembangan modern, telah menemukan berbagai bentuk kecerdasan lain. Semua orang memiliki sembilan jenis kecerdasan tersebut (Kecerdasan spasial, Kecerdasan naturalis, Kecerdasan musikal, Kecerdasan logika-matematis, Kecerdasan eksistensial, Kecerdasan interpersonal, Kecerdasan kinestetik-jasmani, Kecerdasan linguistik, Kecerdasan intra-personal) perbedaannya hanyalah di bagian mana orang tersebut menonjol,” ungkapnya di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, (25/10).
Dirinya menambahkan, setiap peserta diri memiliki kecerdasan yang berbeda, seperti halnya Kecerdasan spasial (Sanggup menggambarkan dunia dalam bentuk tiga dimensi). Kecerdasan ini membuat kita sanggup memperhitungkan jarak, volume, bentuk, detil, pola, warna dan ciri-ciri fisik dari sebuah objek. “Makin cerdas kemampuan spasial seseorang, maka semakin akurat kemampuannya dalam menyusun sebuah bentuk. Misalnya dalam pembuatan peta, maket bangunan dan sebagainya,” tuturnya.
Selain kecerdasan yang sanggup menggambarkan sesuatu secara detail. Terdapat pula kecerdasaran peserta didik yang perlu diperhatikan guru bimbingan konseling, salah satunya. Kecerdasan interpersonal (Merasakan emosi orang lain). Manusia memang makhluk yang berbeda. Perlu kemampuan khusus untuk mendeteksi kebutuhannya. Selain itu, mereka juga dibekali dengan kemampuan simpati dan empati. “Kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain dan motif mereka, termasuk dalam kecerdasan interpersonal,” ungkapnya.
Munif Chatib menambahkan, selain interpersonal, terdapat pasangan untuk melengkapi pemahaman yang dimiliki guru BK. Hal tersebut adalah Kecerdasan intra-personal (Sanggup mengenali kebutuhan diri sendiri). Ada manusia yang sanggup mengidentifikasi dirinya sendiri. Ia mampu merasakan apa yang sesungguhnya ia inginkan dan butuhkan. Ciri-ciri itu adalah tanda bahwa orang tersebut memiliki kecerdasan intra-personal yang sangat berkembang. “Semua orang sebenarnya memiliki sembilan jenis kecerdasan di atas. Hanya saja ada jenis kecerdasan tertentu yang lebih menonjol. Itulah yang menyebabkan masing-masing manusia itu unik dan berbeda,” pungkasnya. (Humas Unusa)