Surabaya – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) baru membuka Program Studi (S1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2014. Berselang setahun setelah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) berdiri. Namun, meski baru empat tahun, fakultas ini telah berhasil mengembangkan Program Studi (Prodi) dengan keunggulan yang tidak dimiliki perguruan tinggi lainnya.
Pada saat ini Program Studi S1 PG PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNUSA merupakan satu-satunya di Indonesia yang membekali mahasiswanya dengan program penanganan Anak Difabel atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Dekan FKIP UNUSA, Nurul Kamariyah, S. Kep., Ners., M. Kes. mengatakan,”Di UNUSA kami membekali mahasiswa dengan kemampuan terapi Anak Berkebutuhan Khusus. Ada 6 mata kuliah pendukung kemampuan Terapi Anak berkebutuhan Khusus, salah satunya yaitu Antropobiologi,” ujarnya.
Antropobiologi adalah mata kuliah yang menyiapkan perkembangan generasi anak usia dini sejak mulai dari terjadinya konsepsi (pembuahan) sampai dengan kelahiran serta stimulasi tumbuh kembang pada anak.
Selain Antropobiologi, penanganan anak berkebutuhan khusus didukung juga oleh mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Kesehatan dan Gizi Anak, Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Psikologi Perkembangan Anak, dan Bimbingan Konseling Anak Usia Dini (BK AUD).
“Dengan demikian maka dijamin lulusan kami dapat menangani anak-anak yang memiliki kelainan, sehingga anak-anak itu bisa tumbuh kembang dengan normal,” tambahnya, Senin (30/4).
Ada dua jalur masuk calon mahasiswa yang ingin kuliah di Prodi Guru PAUD UNUSA, yaitu jalur kelas reguler dan jalur kelas bunda. Jalur masuk kelas reguler ditujukan untuk calon mahasiswa murni lulusan SMA dan belum menjadi Guru. Sedangkan jalur masuk kelas bunda ditujukan bagi guru-guru PAUD lulusan SMA yang ingin melanjutkan studi ke jenjang strata S1.
Kedua jalur masuk ini memiliki biaya yang berbeda. Jalur masuk kelas bunda lebih ringan biayanya dibandingkan jalur masuk kelas reguler. Hal itu karena UNUSA memberikan beasiswa apresiasi pada jalur masuk kelas bunda.
Beasiswa apresiasi diberikan kepada guru-guru PAUD calon mahasiswa karena komitmen UNUSA mencerdaskan dan meningkatkan pendidikan guru PAUD sesuai dengan kualifikasi pendidikan.
“Bunda-bunda PAUD rata-rata lulusan dari SMA. Padahal sebagai pendidik dituntut memenuhi kualifikasi harus lulus sarjana S1. Kondisi ini yang membuat UNUSA tergerak hingga menyediakankan program beasiswa apresiasi untuk mereka,” kata Ketua Program Studi S1 PG PAUD UNUSA, Nanang Rokhman Saleh, S.Ag., M.ThI.
Prodi Guru PAUD UNUSA telah mengandeng puluhan asosiasi atau perkumpulan yang mengelola PAUD di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Diantaranya seperti, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), Muslimat, dan PC Lembaga Pendidikan Maarif NU Surabaya, Pos PAUD Terpadu (PPT), Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-kanak (FKG PAI TK), dan masih banyak lagi.
Selain Stakeholder PAUD tersebut mempercayakan guru-gurunya untuk melanjutkan studi di UNUSA, mereka juga menyediakan lahan untuk praktek. Dengan demikian mahasiswa Prodi Guru PAUD UNUSA tidak kesulitan memilih tempat untuk praktek mengajar. (Humas Unusa)