Surabaya – Ratusan Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengikuti imunisasi difteri di lingkungan kampus. Imunisasi difteri itu gratis. Terdapat 2 lokasi di Unusa, yaitu Kampus A Wonokromo Surabaya (waktu menyusul) dan Kampus B Jemursari Surabaya, Rabu (28/2).
Mahasiswa pun berbondong-bondong untuk imunisasi. Mereka mengantri di bagian pendaftaran. Beberapa mahasiswa terlihat ketakutan menjelang dan saat disuntik. Setelah selesai, mereka memijit lengan kanannya.
Salah satu mahasiswa yang disuntik adalah Indah Nur Fadilah, S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2017. Indah dengan sukarela disuntik agar terhindar dari penyakit difteri.
Dia cukup takut dengan berita banyaknya masyarakat meninggal akibat difteri. “Saya tahu penyakit itu yang membuat kesulitan napas kemudian meninggal dunia,” kata Indah Nur Fadilah seusai imunisasi di Tower Unusa Lantai 2 Kampus B Jemursari Surabaya. Perasaannya menjadi tenang setelah disuntik. “Lumayan lega setelah disuntik,” kata perempuan asal Pasuruan Jawa Timur tersebut.
Imunisasi ini atas kerja sama Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Puskesmas Perak Timur, dan pihak Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Tim Koordinator Imunisasi Difteri dari Puskesmas Perak Timur, Wahyuning Winarti mengungkapkan imunisasi difteri ini sangat penting bagi anak diusia 1 tahun hingga 19 tahun. Mahasiswa akan mendapatkan vaksin untuk mencegah penyakit difteri melalui program Outbreak Response Immunization (ORI).
“Langkah ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap berkembangnya kasus difteri di Indonesia. Petugas penyuntik vaksin atau vaksinator berasal dari puskesmas Perak Timur dan dibantu Tenaga Medis Rumah Sakit Islam Surabaya,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, Imunisasi adalah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah bahaya difteri. Terlepas dari berbagai kontroversi yang muncul, namun data membuktikan jika sejauh ini imunisasi dengan pemberian vaksin adalah cara yang paling ampuh dan efektif untuk mencegah dan menanggulangi wabah penyakit difteri. “Sumber dari Ditjen P2P Kemenkes RI, Di tahun 2017 ini, hingga bulan November sudah tercatat 593 kasus difteri di Indonesia dengan 32 penderita meninggal dunia. Dari seluruh penderita yang terserang difteri tersebut 66% diantaranya tidak mendapat imunisasi, 31% imunisasi tidak lengkap, dan 3% penderita dengan imunisasi lengkap,” pungkasnya. (Humas Unusa)