Surabaya – Pusat Pengembangan Masyarakat dan Peradaban Islam (PPMPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Diskusi Kondisi Kekinian Indonesia, Jumat (9/2) di kampus B Unusa Surabaya. Diskusi ini menggunakan tema Mental Well Being Komunitas: Perspektif Sosio-Komunitas dengan menghadirkan narasumber Siti Kholifah, Ph.D dari Fisip Universitas Brawijaya, serta Dr. Lusi Asa Akhrani, M.Psi dari Fakultas Psikologi Universitas Brawijaya.
Puluhan mahasiswa tampak antusias mengikuti rangkaian acara diskusi yang dimulai dengan pemaparan hasil penelitian dari para narasumber.
Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie mengatakan, melalui dialog ini, pihaknya berharap semua mahasiswa bisa memahami bagaimana islam itu hadir didunia, islam yang rahmatan lil alamin, bukan mengarah ke religious extremism.
“kita cegah, kita tangkal itu (religious extremism) melalui komunitas yang betul, atau istilah lain dari masyarakat gemah ripah loh jinawi,” ujarnya. Komunitas masyarakat itu, lanjut Jazidie, adalah masyarakat yang benar benar bisa membentuk lingkungannya tahan terhadap pengaruh pengaruh ektrem. Menurut Jazidie, untuk mengarah kesana harus ditanamkan pemahaman dalam beragama, hindari dari segala sesuatu yang sifatnya ekstrim. Puasa misalnya, telah ada aturannya kapan harus berbuka, tidak boleh seseorang puasa 24 jam.
“Jadi beragama itu yang wajar, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, jangan mengambil jalan yang ekstrim,” terangnya.
Jazidie menambahkan, komunitas itu harus terlibat dalam hal positif, demikian juga mahasiswa supaya sering terlibat kegiatan sosial, memicu dan memacu daya kritis, serta pemahaman yang menjadi lebih baik. (Humas Unusa)